Hidayatullah.com–Polisi di kota Roma turun tangan membubarkan bentrokan yang terjadi antara warga penduduk setempat dengan para pengungsi yang tinggal di daerah pemukiman kelas pekerja Tor Sapienza, lapor Euronews Kamis (13/11/2014).
Sejumlah warga lokal mengejar sekelompok pengungsi Afrika Utara yang lari kembali ke tempat penampungan sementara mereka setelah pergi membeli kopi.
Seorang warga lokal yang marah menuding para pengungsi itu melakukan perampokan dan tindak kekerasan.
“Kami harus menghadapi kejahatan yang dilakukan orang-orang kami sendiri dan sekarang kami harus menghadapi kejahatan yang dilakukan orang luar,” kata seorang warga lokal Patrizia. “Kekerasan, perampokan, di siang hari, mereka memukuli orang-orang kami yang turun dari bus.”
Francesca Amato, seorang pekerja sosial di penampungan pengungsi Tor Sapienza, bersikukuh mengatakan masalahnya bukan rasisme, melainkan masalah kemelataran sosial.
Carlotta Sami, juru bicara untuk lembaga pengungsi PBB UNHCR, mengecam tindak kekerasan yang terjadi.
“Para pemimpin pura-pura tidak melihat, tidak mau benar-benar meninjau masalah ini dan mengimplementasikan proyek integrasi yang benar-benar dapat membantu para pengungsi, serta warga lokal yang harus menampung para pengungsi itu,” kata Sami.
Dia juga menyalahkan kondisi memprihatinkan di lingkungan pemukiman itu sebagai penyebab konflik.
Para petugas di pusat penampungan pengungsi “Senyum” mengatakan bahwa anak-anak di bawah umur yang tidak memiliki wali tinggal di penampungan. Usia mereka kebanyakan 16-17 tahun berasal dari Mesir dan Bangladesh. Mereka sedang dipindahkan ke tempat penampungan lain di Roma demi keselamatan dirinya.
Para kritikus di Italia mengatakan sejumlah pelaku penyerangan atas para pengungsi di negara itu diyakini sebagai anggota dari kelompok sayap kanan jauh. Dari berbagai laporan yang ada para penyerang meneriakkan “Il Duce” yang merujuk pada pemimpin fasis Italia Benito Mussolini.*