Hidayatullah.com—Asosiasi Pilot Mesir hari Jumat (8/5/2015) dalam pernyataannya mengatakan bahwa para pilot EgyptAir yang sebelumnya mengumumkan pengunduran diri kolektif akan membatalkan aksi mereka itu “demi kepentingan perusahaan dan memenuhi himbauan Presiden Abdul Fattah Al-Sisi.”
Pada hari Rabu lalu, sebanyak 224 pilot mengajukan pengunduran diri karena keberatan dengan ketentuan mengenai penggajian yang baru dikeluarkan perusahaan, serta menuntut kenaikan gaji yang tidak berubah sejak tahun 2006.
“Sebagai tanggapan atas himbauan presiden Mesir, pengurus asosiasi bersama seluruh pilot telah menarik semua pengajuan pengunduran diri,” bunyi pernyataan yang dirilis Jumat pagi seperti dilansir Ahram Online.
Asosiasi itu mewakili pilot-pilot EgyptAir.
Pernyataan tersebut juga menyoroti bahwa keputusan para pilot tersebut tidak mempengaruhi jadwal penerbangan.
Dalam pidatonya di sebuah seminar yang digelar oleh angkatan bersenjata mesir, Presiden Al-sisi mengimbau agar para pilot memberi perhatian pada masalah yang sedang dihadapi negara dan perusahaan mereka.
Para pilot menuntut 25 persen kenaikan gaji selama sembilan tahun ketika gaji mereka sudah ditentukan tetap, ditambah 25 persen kenaikan bertahap pada tahun anggaran yang akan datang.
Menurut Menteri Urusan Penerbangan Hossam Kamal, tuntutan kenaikan gaji itu tidak masuk akal, sebab negara Mesir saat ini masih menghadapi kesulitan ekonomi akibat gejolak politik empat tahun terakhir.
Sekitar 850 pilot bekerja di maskapai penerbangan milik pemerintah itu.
Pada Desember 2014, EgyptAir mengumumkan perusahaan mengalami kerugian total LE10,11 milyar selama tiga tahun terakhir.
EgyptAir menikmati keuntungan sebesar LE695 juta pada tahun anggaran 2007/2008. Tetapi setelah itu keuntungannya terus menurun dan semakin memburuk setelah terjadi revolusi Januari 2011 yang menuntut mundur rezim Husni Mubarak.*