Hidayatullah.com—Para staf yang bekerja di penjara untuk anak-anak yang dikelola oleh perusahaan keamanan swasta, G4S, memperlakukan para penghuninya dengan buruk, demikian diungkapkan lembaga pengawas pendidikan di Inggris.
Ofsted (Office for Standards in Education, Children’s Services and Skills), lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi bidang pendidikan di Inggris, mengungkapkan laporan itu setelah melakukan inspeksi atas fasilitas Rainsbrook Secure Training Centre di Warwickshire yang dikelola G4S pada bulan Februari.
Apa yang terjadi di fasilitas itu sama sekali tidak bisa diterima, kata Ofsted.
Ofsted memberikan penilaian “tidak layak” untuk fasilitas yang dikelola oleh G4S tersebut. Penilaian buruk itu mendorong kelompok kampanye Howard League for Penal Reform menyerukan ditutupnya penjara anak yang dikelola swasta tersebut.
Para staff berperilaku “sangat tidak pantas” terhadap anak-anak muda yang berada di bawah binaannya, sehingga menyebabkan mereka merasakan “tekanan batin dan penghinaan,” kata Ofsted dalam laporannya seperti dikutip Russia Today hari Rabu (20/5/2015).
Penjara untuk anak itu dibuka tahun 1999, dengan daya tampung 87 anak laki-laki dan perempuan berusia 12 hingga 18 tahun.
Layanan pendidikan dan kesehatan disediakan oleh perusahaan jasa keamanan G4S. Perusahaan yang memiliki cabang di banyak negara ini dikenal penuh kontroversi dan cukup banyak mendapat tuduhan pelanggaran HAM di negara terkait.
Ofsted mengatakan, saran dokter seringkali diabaikan oleh manajer senior pengelola fasilitas itu. Artinya, seorang narapidana anak penderita patah tulang yang seharusnya segera mendapatkan perawatan, bisa dibiarkan tanpa pertolongan hingga 15 jam lamanya.
Petugas inspeksi menyoroti tidak adanya laporan tentang insiden-insiden pelanggaran semacam itu.
Sebagian staf yang bekerja di fasilitas tersebut juga kedapatan sedang dalam kondisi teler di bawah pengaruh narkoba ketika menjalankan tugasnya. Tidak hanya itu, mereka bahkan membantu anak-anak di sana untuk menggunakan narkoba.
CEO dari Howard League, Frances Crook, mendesak agar penjara anak itu ditutup.
“Ini merupakan laporan tentang penjara yang terburuk yang pernah saya lihat, karena isinya berupa serangkaian pelanggaran-pelanggaran atas anak-anak muda yang tidak punya tempat untuk menyelamatkan diri,” kata aktivis wanita itu dalam pernyataannya.
“Penjara anak yang dikelola untuk mendatangkan uang ini penuh dengan rahasia dan dari sejak awal seharusnya tidak didirikan. Rainsbrook harus ditutup secepatnya. Tidak ada anak yang aman di dalam penjara ini.”
Direktur Pelayanan Anak di G4S, Paul Cook, berdalih sejak dibuka 16 tahun lalu baru kali ini fasilitas yang dikelola perusahaannya itu mendapatkan nilai buruk. Biasanya tempat itu mendapatkan presikat “baik” atau “sangat baik” setelah diinspeksi.*