Hidayatullah.com–Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, mendesak pemilihan umum di Myanmar tahun ini berlangsung bebas dan adil.
Lewat sebuah video yang diluncurkan ke dunia maya untuk memperingati ulang tahun ke-70, Suu Kyi mengatakan hasil pemilu akan menentukan arah masa depan Myanmar, demikian dikutip BBC.
Meski demikian, dia sama sekali tidak menyinggung masalah yang dihadapi kaum Rohingya dalam pesan video tersebut.
Partai yang dipimpin Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), berkeyakinan akan memenangi sebagian besar kursi pada pemilihan parlemen.
Tetapi dia menghadapi banyak kecaman beberapa bulan terakhir karena enggan mendukung kelompok minoritas Rohingya di Myanmar.
RUU hambat Suu Kyi
Sementara itu, Rancangan Undang Undang untuk mengamendemen konstitusi Myanmar dilaporkan berisi sebuah klausul yang mencegah Suu Kyi menjadi presiden. Suu Kyi sendiri menilai peraturan yang melarangnya mencalonkan diri menjadi presiden tidak adil dan tidak demokratis.
Selain menghalangi Suu Kyi terpilih sebagai presiden, RUU ini mempertahankan peran militer dalam politik dengan mengijinkan fraksi angkatan bersenjata untuk menguasai seperempat dari seluruh kursi parlemen.
Penerbitan RUU dilakukan setelah diadakannya perdebatan terbuka selama berbulan-bulan tentang reformasi politik di Myanmar.
Rancangan ini hanya menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan undang-undang dasar yang berlaku sebelumnya.*