Hidayatullah.com—Hampir 9.500 orang setiap tahun meninggal di London akibat terpapar polutan udara dalam jangka waktu lama. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat dibanding perkiraan sebelumnya, begitu menurut sebuah laporan penelitian terbaru.
Kematian dini disebabkan dua polutan utama, yaitu partikel lembut yang dikenal sebagai PM2,5 dan gas beracun nitrogen dioksida (NO2), menurut riset yang dilakukan oleh peneliti di King’s College di London seperti dilansir The Guardian Rabu (15/7/2015).
Gas NO2 kebanyakan diakibatkan oleh mobil, truk dan bus bermesin diesel, yang mempengaruhi kerja paru-paru.
London, Birmingham dan Leeds, termasuk kota-kota di Inggris yang melanggar batas aman NO2 selama lima tahun. Akibatnya muncul gugatan hukum yang menghasilkan keputusan Mahkamah Agung pada bulan April lalu, yang menyatakan bahwa pemerintah harus mempublikasikan rencana pembersihan udara paling lambat akhir tahun ini.
Tahun lalu, Walikota London Boris Johnson mengkritik hasil penelitian King’s College yang menyebut bahwa Oxford Street memiliki kadar polutan NO2 terburuk di dunia. Polutan itu diakibatkan oleh tingginya penggunaan bus-bus bermesin diesel.
Meskipun sempat mengkritik laporan itu, Johnson akhirnya menyeru agar kendaraan bermesin diesel tidak lagi dipergunakan.
Matthew Pencharz kepada The Guardian mengatakan laporan penelitian King’s College yang akan dipublikasikan pada musim gugur itu diduga akan mengungkap kematian pertahun di Inggris akibat dua polutan udara tersebut. Jumlah kematian pertahun akibat PM2,5 dan NO2 di Inggris mencapai 80.000 orang dan di London 9.416 orang.*