Hidayatullah.com–Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bersumpah akan melawan teror habis-habisan akibat kejadian serangan bom di ibukota Turki itu yang menewaskan sedikitnya 37 nyawa, kemarin.
Ia mengatakan, kejadian itu hanya memperkuat usaha negaranya untuk memperkuat tingkat keamanan yang ada.
Dalam kejadian itu, sebanyak 125 orang turut terluka, sementara setidaknya seorang tersangka pengeboman dilaporkan tewas.
Sejauh ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Ankara itu, namun sumber pemerintah menduga kejadian tersebut didalangi oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Menteri Dalam Negeri Turki, Efkan Ala pula mengatakan, penyelidikan kasus itu diharapkan selesai hari ini dan nama mereka yang bertanggung jawab akan dipublikasikan setelah itu.
Dalam pada itu, Erdogan dalam satu kenyataannya mengatakan, kelompok teroris menargetkan orang awam karena mereka telah kalah dalam pertempuran melawan pemerintah Turki.
“Kita tidak seharusnya khawatir karena perjuangan menentang kekerasan itu pasti akan berakhir dengan kesuksesan dan mereka yang terlibat akan dibawa ke pengadilan,” katanya BBC, Selasa (15//03/2016).
Sementara itu menurut kantor berita Turki, Perdana Menteri, Ahmet Davutoglu turut menunda kunjungan kerjanya ke Yordania menindaklanjuti insiden pengeboman itu.
Kejadian pemboman itu turut mendapat reaksi dari Amerika Serikat (AS) melalui juru bicara Departemen Negaranya, John Kirby yang mengkonfirmasi akan bersama Turki menentang teror.
Pernyataan Kirby mereka disetujui Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg yang mengutuk serangan tersebut.
Sementara itu, seorang wanita dikabarkan menjadi salah seorang dari para pelaku bom di ibu kota Turki, Ankara, yang menewaskan 37 orang, kata Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus seperti dikutip Reuters.
Kurtulmus juga berkata kepada sebuah jumpa pers bahwa pembom kedua adalah laki-laki kendati kepastian identitasnya tidak diketahui.
Sebuah bom mobil menghancurkan “transport hub” yang sibuk di ibu kota Turki Ankara, Minggu waktu setempat, dengan menewaskan paling sedikit 37 orang dan melukai setidaknya 75 orang lebih.*