Hidayatullah.com– Bekerjasama dengan KBRI Khartoum hari Senin (05/10/2015) PPI Sudan mengadakan diskusi dengan mengundang Dr. Adian Husaini, cendekiawan Muslim yang dikenal rajin menulis buku.
Acara yang diselenggarakan di Aula KH. Agus Salim, KBRI Khartoum dihadiri ratusan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Sudan.
Dalam acara bertema “Dialog tentang pendidikan Islam dan pelatihan teknik kepenulisan artikel ilmiah pepuler” ini dibuka langsung oleh Duta Besar (Dubes) Sudan dan Eritrea, Burhanuddin Badruzzaman.
Dalam sambutannya, Dubes Khartoum sangat mendukung kegiatan ini dan berterima kasih kepada nara sumber.
Pejabat sementara PPI- Sudan, Muhammad Shiddik menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama mensukseskan acara ini.
Karena membludaknya para pendaftar dialog, panitia terpaksa membuat dua gelombang diskusi. Hari Ahad (04/10/2015) dan hari Senin (05/10/2015)
Diskusi dibagi menjadi dua sesi. Pertama dialog tentang pendidikan dan kedua tentang pelatihan kepenulisan.
Dalam sesi pertama Adian yang juga kolumnis di laman hidayatullah.com ini mengungkapkan pentingnya adab di awal proses pendidikan seorang pembelajar.
Selain itu mengungkapkan agar guru jangan dijadikan sebagai profesi, namun sebagai sebuah kewajiban. Ia juga menyayangkan sebagian besar sistem pendidikan di kampus-kampus sekarang ini berbasis industrialisasi.
“Mahasiswa-mahasiswi dididik selama bertahun-tahun hanya orientasi kerja, seakan-akan belajar itu orentasinya untuk mendapatkan pekerjaan layak di perusahaan demi menikmati dunia,” ujarnya.
Dalam sesi kedua, ia memotivasi seluruh mahasiswa di Sudan untuk menjadikan menulis sebagai salah satu wasilah dalam berdakwah, tidak hanya sekedar ahli di mimbar .
“Kewajiban menulis seorang mahasiswa –yang mempelajari ulumuddin– itu sudah masuk Fardhu ‘Ain,” ujarnya.
Ia menambahkan, menulis juga merupakan salah satu wasilah untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
Dalam kesempatan itu Adian memberikan beberapa tips membuat artikel ilmiah pepuler dan berbagi pengalamanya selama jadi wartawan.
Diskusi ini yang dimoderatori Zakaria Rifqi Alvian ini disambut antusias para peserta.
Rifat Mubarak, salah satu panitia diskusi mengatakan ikut termotivasi menjadi penulis.
“Saya mendapatkan motivasi yang kuat bahwa saya harus menjadi seorang penulis untuk menjawab tantangan ghazwul fikri yang semakin dasyat, “ujarnya.
“Dan sebaik-baiknya motivasi menulis adalah jihad da’wah,” ungkap Hegy Fajrianto, mahasiswa Fakultas Dirosat IUA Khartoum yang ikut hadir dalam dialog tersebut kepada hidayatullah.com.
Sebagaimana diketahui, Dr. Adian Husaini saat ini bersama keluarganya berada Sudan guna mengadakan sebuah riset dan menulis dua buku.*/Abdurrahman Sibghotallah, koresponden hidayatullah.com di Sudan