Hidayatullah.com—Presiden Nigeria Muhammadu Buhari memerintahkan agar penasihat keamanan pendahulunya ditangkap, karena mencuri uang negara sekitar $2 miliar.
Dilansir BBC Rabu (18/11/2015), Sambo Dasuki, yang merupakan penasihat bidang keamanan presiden era Goodluck Jonathan, dituding membuat kontrak palsu pembelian 12 helikopter, empat jet tempur dan amunisi. Dasuki membantah tuduhan tersebut.
Prajurit Nigeria selama ini mengeluhkan buruknya persenjataan mereka, sementara mereka harus menghadapi kelompok Boko Haram dan alokasi anggaran untuk militer sebenarnya cukup besar.
Menanggapi perintah penangkapan atas dirinya, Dasuki mengatakan bahwa dia belum pernah dipanggil untuk menghadap tim investigasi pengadaan peralatan militer, yang membuat tuduhan korupsi tersebut.
Dasuki sudah berstatus tahanan rumah ketika Presiden Muhammadu Buhari mengeluarkan surat penangkapannya.
Kasus Dasuki itu merupakan bagian dari rangkaian kasus hukum yang sedang terus diproses terkait kepemilikan senjata ilegal.
Pengadilan yang menangani kasus itu memerintahkan agar paspor Dasuki diberikan, supaya dia dapat pergi ke Inggris untuk menjalani pengobatan dugaan kanker prostat yang dideritanya. Dan persidangan direncanakan digelar setelah Dasuki kembali.
Namun, pemerintah menolak untuk memberikan izin bepergian ke luar negeri kepada Dasuki.
Sebelum menjabat sebagai presiden, Buhari –yang dikenal sebagai perwira militer Nigeria yang berdisiplin tinggi dan tidak mempan disuap– berjanji akan menyelidiki dugaan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah era Presiden Goodluck Jonathan.
Wartawan BBC dari Nigeria melaporkan bahwa para prajurit mengakui mereka dilengkapi persenjataan yang memadai setelah Muhammadu Buhari menjabat sebagai presiden. Namun, para prajurit pendukung mantan presiden Goodluck Jonathan mengatakan bahwa persenjataan yang ada tersebut dipesan semasa pemerintahan sebelumnya.
Seorang jurubicara untuk Presiden Buhari mengatakan bahwa korupsi mengakibatkan ribuan rakyat Nigeria mati sia-sia.*