Hidayatullah.com—Kelompok usaha penginapan di China Huazhu Hotels sedang menyelidiki kemungkinan pembocoran jutaan data pelanggannya, yang sepertinya dijual di internet.
Sebuah iklan yang menawarkan data 140 gigabyte dengan imbalan Bitcoin di sebuah forum darknet, “pasar gelapnya” dunia maya.
Pakar-pakar kemanan internet meyakini database perusahaan itu kemungkinan secara tidak sengaja diungguh ke internet, lapor BBC Rabu (29/8/2018).
Huazhu Hotels mengatakan kepada BBC dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “langsung menghubungi polisi perihal isu itu tanpa ditunda-tunda.”
Kepolisian Shanghai saat ini sedang menyelidiki kemungkinan peretasan.
Kasus peretasan data di China bukan masalah baru. Namun, besaran data pelanggan yang ditawarkan di darknet itu luar biasa sehingga menarik perhatian pers internasional.
Huazhu merupakan salah satu jaringan hotel terbesar di China, yang mengelola lebih dari 3.500 properti lewat 13 merek seperti Ibis dan Mercure.
Firma keamanan internet Zibao mengatakan kepada media setempat bahwa kebocoran data itu disebabkan para developer perangkat lunak Huazhu Hotels secara tidak sengaja mengunggah database mereka ke Github, sebuah layanan yang bisa dipakai bersama-sama oleh para developer perangkat lunak.
“Kami memberikan perhatian yang besar terhadap masalah ini dan segera melakukan ausit internal guna menjamin keamanan informasi perihal pelanggan-pelanggan kami,” kata Huazhu Hotels kepada BBC dalam sebuah pernyataan.
Huazhu juga mengatakan phaknya menggunakan perusahaan eksternal guna memverifikasi apakah kebocoran data itu terjadi.*