Hidayatullah.com—Kelompok yang disebut Negara Islam (ISIS/ISIL) itu lemah dan Australia tidak akan mengirimkan pasukan tempur untuk memeranginya, kata Perdana Menteri Malcolm Turnbull.
Hal itu dikatakan Turnbull setelah terjadi serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS di kota Paris, lapor BBC Selasa (24/11/2015).
Pernyataannya itu berlawanan dengan perdana menteri sebelumnya, Tony Abbot, yang menyebut ISIS sebagai sebuah kelompok maut.
Turnbull di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat Australia mengatakan bahwa ISIS mengandalkan jaringan propaganda dan “kita tidak boleh terpedaya oleh sensasinya.”
“Ideologinya sangat kuno, tetapi penggunaan internetnya sangat moderen. ISIS memiliki lebih banyak ponsel pintar dibanding senjata api, lebih banyak akun Twitter dibanding prajurit.”
“Kelompok itu tidak memerintah berdasarkan legitimasi yang luas bahkan di wilayah-wilayah yang langsung berada di bawah kekuasaannya. Kelompok itu dikelilingi oleh pasukan yang kejam, di bawah tekanan militer,” kata Turnbull saat memberikan pidato perihal keamanan nasional di parlemen Australia.
Turnbull mengatakan pemerintah Iraq yakin kehadiran pasukan asing dalam jumlah besar di negara itu justru tidak akan membuahkan hasil.
Dia juga mengatakan konsensus para pemimpin dunia adalah tidak ada hasrat untuk melakukan invasi besar-besaran ke Suriah.
Pengiriman pasukan tempur Australia ke Iraq atau ke Suriah “tidak mungkin dilakukan” dan tidak akan dilakukan, kata Turnbull.
PM Australia itu berpendapat komitmen negaranya kepada Timur Tengah sudah cukup besar mengingat ukuran dan letak geografis negeri kangguru tersebut.
“Lebih besar contohnya dibanding negara Eropa manapun, lebih besar dibanding Kanada dan negara-negara tetangga Arab,” kata Turnbull.
Australia termasuk negara koalisi pimpinan Amerika Serikat yang memerangi ISIS di Suriah dan Iraq melancarkan serangan udara atas kelompok bersenjata itu. Saat ini terdapat sekitar 90 personel pasukan khusus Australia yang menjadi “penasihat” bagi lembaga-lembaga anti teror di Iraq, serta 300 personel militer Australia yang melatih tentara nasional Iraq.*