Hidayatullah.com–Sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Donald Trump di New York City, Amerika Serikat (AS) hari Ahad (20/12/2015). Mereka memprotes bakal calon presiden itu dengan tuduhan ‘fasisme’ dan ‘rasisme’, serta terkait seruannya kepada umat Islam yang dilarang memasuki negeri Paman Sam itu.
“Katakan tidak untuk fasisme, Katakan tidak untuk Trump,” begitu bunyi salah satu plakat yang dibawa oleh beberapa demonstran di luar Trump Tower di Fifth Avenue, New York, AS seperti dikutip dari ABC News, Senin (21/12/2015).
Tak lama kemudian, sekelompok demonstran Muslim itu melakukan shalat berjamaah di depan markas raja properti tersebut sebagai bagian dari aksi protes.
“Kami memulai protes pada bulan Juli, ketika Trump mengatakan orang-orang Meksiko adalah pengedar narkoba, penjahat dan pemerkosa,” ucap salah satu demonstran, Jaime Gonzalez.
“Hari ini, kami di sini karena pernyataan ofensif tentang komunitas Muslim,” imbuhnya.
Aksi demonstrasi tandingan dari pendukung Donald Trump juga digelar di luar gedung tersebut.
We Ara All Muslim
Sebelumnya, seorang sutradara film dokumenter AS Michael Moore melakukan aksi dukungan terhadap Muslim di depan, Trump Tower, Kamis (17/12/2015). Ia berdiri di depan Gedung kediaman Donald Trump itu sambil memegang sebuah papan bertuliskan “We Are All Muslim”.
Aksinya itu diunggah di laman Facebook-nya dan mendapat ribuan dukungan. Moore meluncurkan surat pernyataan yang juga diunggah di Facebook dan laman pribadinya. Ia mengajak banyak orang untuk bersama-sama menandatangani pernyataan tersebut secara dalam jaringan (online).
“Saya meminta semua orang yang membaca surat ini untuk menandatangani pernyataan ‘kita semua Muslim’,” katanya.

Ia juga meminta siapa pun untuk membuat papan bertuliskan sama, memotret dan mengunggahnya di Twitter, Facebook, atau Instagram menggunakan tagar #WeAreAllMuslim. “Tuan Trump, silahkan bergabung,” katanya seraya meminta.
Surat yang ditujukan untuk calon kandidat Presiden AS 2016 dari partai Republik itu adalah respons dari pernyataan Trump yang melarang Muslim masuk Amerika.
“Dalam keputusasaan dan kegilaan, kau menyeru larangan semua Muslim masuk negara ini,” kata pembuat film tentang pascaserangan 11 September itu.
Moore mengatakan, ia yakin semua manusia bersaudara tanpa mengesampingkan ras, warna kulit, kepercayaan. Sehingga, ia menambahkan, jika Trump melarang Muslim, maka juga melarang diri dan orang lainnya. “Kita adalah bagian dari keluarga manusia,” kata Moore.*