Hidayatullah.com—Dengan melonjaknya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dan sistem kesehatan di wilayah negara bagian Amerika Serikat itu hampir mencapai kapasitas maksimalnya, dokter Shamit Patel bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dalam hari-hari mendatang.
Hanya sepuluh hari lalu, setengah dari pasien dokter ahli penyakit dalam berusia 46 tahun itu yang menderita Covid-19. Pekan lalu, 85-90 persen pasien yang dirawatnya di Beth Israel Hospital –salah satu dari grup rumah sakit Mount Sinai yang berlokasi di Manhattan—merupakan pasien coronavirus.
“Kami berhenti menemui pasien reguler,” katanya kepada AFP dalam wawancara melalui video conference. “Rumah sakit itu penuh dengan pasien coronavirus.”
“Kami belum melebihi kapasitas, tetapi kami bersiap-siap menghadapi kemungkinan itu,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa rencana yang dibuat rumah sakitnya untuk menghadapi kondisi itu “cukup baik”.
Peningkatan pasien Covid-19 di Beth Israel sejalan dengan lonjakan kasus infeksi coronavirus di wilayah New York City, yang meroket dari 463 kasus dua pekan silam menjadi 36.000 per hari Senin kemarin (30/3/2020), lapor AFP Rabu.
Bagi Patel kemungkinan terburuk yang akan dihadapinya adalah seperti yang terjadi di Italia, di mana rumah sakit tidak lagi sanggup menampung semua pasien Covid-19 yang terus bertambah. Dia memperkirakan para dokter dan tenaga medis harus merawat pasien 2-3 kali lebih banyak dari yang dirawatnya saat ini. Patel menegaskan tidak mungkin seorang dokter sanggup merawat pasien lebih 3 kali lipat yang sekarang ditanganinya.
Selain khawatir kekurangan jumlah tenaga medis. Patel juga khawatir dengan ketersediaan perlengkapan untuk merawat pasien, terutama ventilator.
Apabila pasien terus berdatangan sementara ventilator yang tersedia terbatas jumlahnya, maka tidak mungkin semua pasien dipasangi alat bantu pernapasan itu. “Anda lantas terpaksa memilih dan memilah pasien,” imbuhnya.
Di luar rumah sakit, Patel khawatir coronavirus akan menjangkiti anggota keluarganya. Dia saat ini tinggal bersama ayahnya yang sudah berusia 80 tahun yang menderita Parkinson’s dan bibinya yang menderita kanker.
“Saya tidak berharap pulang lalu menularkannya kepada mereka, sebab saya kira mereka tidak akan selamat menghadapinya,” kata Patel.
Untuk itu dia senantiasa berusaha menjaga jarak minimal 2 meter dan sering menggunakan tisu antibakteri, sambil memastikan anggota keluarganya mendapatkan makanan yang cukup.
“Saya lebih banyak berada di dalam kamar,” papar Patel, “dan akan pergi ke sana dan menemui mereka secara rutin untuk mengetahui keadaan mereka.”
Stres dan kegelisahan di tempat kerja dan di rumah senantiasa menyertai Patel dan sesama rekan dokter. Seperti kata Gubernur New York Andrew Cuomo, saat ini mereka sedang lari maraton.
“Ini akan berlangsung lama dan sangat melelahkan,” ujar Patel.*