Hidayatullah.com—Presiden Ceko Milos Zeman membandingkan kedatangan para pengungsi ke Eropa dengan kuda Troya, dan menyebut gelombang pengungsi itu sebagai sebuah “invasi terorganisir”.
Dalam pesan Natal-nya Presiden Ceko Zeman menentangan penerimaan para pencari suaka dan menggambarkan budaya keramahan Eropa sebagai naif.
“Saya sangat yakin kita sekarang ini menghadapi sebuah invasi terencana dan gerakan pengungsi tidak spontan,” kata Zeman dalam pidato Natal yang disiarkan hari Sabtu (26/12/2015) seperti dilansir Deutsche Welle.
Presiden berusia 71 tahun itu juga membandingkan para pengungsi dengan warga Ceko yang meninggalkan negeri mereka semasa penjajahan Nazi, dengan mengatakan bahwa orang-orang Ceko itu bermaksud “berjuang untuk membebaskan negaranya dan tidak menerima tunjangan sosial di Inggris.”
“Sebagian besar migran ilegal itu orang-orang muda berbadan sehat dan lajang. Saya heran mengapa para pemuda itu tidak mengangkat senjata berjuang demi membebaskan negara mereka melawan Negara Islam (ISIS, red),” kata Zeman yang terpilih sebagai kepala negara pada awal 2013.
Zeman dikenal dengan sikapnya yang anti imigran. Pada bulan November lalu, dia mendatangai pawai anti Islam di Praha bersama dengan para politisi kanan-jauh dan sebuah kesatuan paramiliter.
Awal tahun ini, dia memperingatkan pengungsi bisa jasi membawa terorisme dan penyakit menular ke Eropa.
Dalam pesan Natal itu pula, Zeman membuat perumpamaan kedatangan para pengungsi (yang sebagian besar Muslim) dengan perang Troya dan Kassandra.
“Kadang saya merasa seperti Kassandra, memperingatkan agar orang-orang Troya tidak memasukkan kuda-kuda ke dalam kota,” kata Zeman mengutip kisah tentang kuda Troya, kuda kayu yang di dalamnya memuat banyak pasukan musuh.
Pernyataan Zeman itu kontan mendapat kecaman.
Perdana Menteri Bohuslav Sobotka mengatakan pernyataan Zeman itu berdasarkan pada “prasangka dan kebiasaannya menyederhanakan masalah.”
Hanya sedikit saja para pengungsi yang melintasi negara pecahan dari Cekoslowakia itu memilih untuk tinggal di Republik Ceko, sementara mayoritas menuju Jerman dan sejumlah negara lain, anggota Uni Eropa yang lebih kaya.
Sebagian aktivis menuding pemerintah sengaja memperlakukan para pendatang baru itu dengan buruk, guna menakut-nakuti agar pengungsi lainnya tidak berminat mencari suaka di Ceko.*