Hidayatullah.com–Minggu-minggu ini, Iran dinilai banyak menerima kerugian akibat peningkatan pengiriman pasukan bayaran mereka ke Suriah yang dihimpun oleh Garda Revolusi di sekitar Aleppo untuk membantai penduduk desa menjadi sasaran milisi perlawanan.
Minggu lalu, lusinan komandan IRGC dan ratusan tentara bayaran asal Iran banyak terbunuh di garis depan Aleppo.
Di sisi lain, pemimpin tertinggi rezim Iran Khamenei dinilai berusaha mati-matian menutupi krisis pemalsuan pemilihan parlemen dan Dewan Ahli.
Beberapa saat lalu, Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), tepatnya 9 Februari 2016 merilis 12 unit Pasukan Garda Revolusioner Iran (IRGC) yang terlibat menyerang warga sipil di garis depan Aleppo.
- Dua Batalion Kesatuan Nabi Akram dari Provinsi Kermanshah. Dua batalion ini dipimpin oleh Komandan Kesatuan Nabi Akram IRGC Brigadir Jenderal Bahman Rahmani yang sebelum dikirim mereka mendapat 25 hari pelatihan misi Suriah di Kermanshah. Selama 40 hari terakhir dua batalion ini telah kehilangan lusinan anggota di Suriah.
- Dua Batalion IRGC Divisi 17 bernama Ali Ibn Abi Taleb dari Qom. Dua batalion ini ditempatkan di Suriah pada akhir Desember dan sejauh ini telah menderita banyak korban termasuk beberapa komandan mereka.
- Dua Batalion IRGC Divisi Operasional bernama Qods dari Provinsi Gilan.
- Dua batalion dari Kesatuan IRGC bernama Javad al-Aameh dari Khurasan Utara.
- Batalion milisi Brigade Bersenjata 21 bernama Imam Reza dari Naisabur yang komandannya Brigadir Jenderal IRGC Mohsen Qaharian baru-baru ini terbunuh di wilayah utara Aleppo. Anggota lain dari brigade ini sebelumnya telah ditangkap atau terbunuh di Suriah. [Baca: Lagi, Jenderal Garda Revolusi Iran Tewas di Suriah]
- Beberapa batalion dari Kesatuan Provinsi Fars. Kolonel Safdar Haudari, wakil komandan dari kesatuan artileri ini terbunuh di garis depan Aleppo baru-baru ini.
- Batalion Divisi 14 bernama Imam Hossein dari Provinsi Esfahan.
- Batalion Divisi 7 bernama Vali-e Asr dari Provinsi Khuzestan.
- Beberapa batalion rezim Iran kalangan Afghanistan bernama Fatemiyoun yang baru-baru telah dikirim ke Aleppo dan telah menderita banyak korban pada minggu ini.
- Batalion Hizbullah yang komandannya seorang yang bernama Zolfaqar.
- Berbagai batalion dari milisi Iraq seperti Kesatuan ke 9 Badr, Gerakan Al-Nojaba, Kata’ib Hizbullah, Asa’ib Ahl al-Haq, Brigade Abolfazl al-Abbas, dan Batalion Imam Ali.
- Pasukan Garda Revolusi memasuki Kota Nabul dan al-Zahra di wilayah utara Aleppo dengan ditemani sejumlah ulama Syiah. Salah satunya Ali Ka’abi, anak dari ulama Abbas Ka’abi yang merupakan anggota Dewan Ahli. Ulama Syiah lain bernama Sheik Abbas. Haj Karbala, seorang komandan IRGC (anak dari Seyyrd Javad, komandan pasukan IRGC di Aleppo), bersama dengan dua komandan Syiah Hizbullah Libanon yang ditempatkan di Nabul dan al-Zahra sejak dua minggu lalu.
Menurut perintah Khamenei, IRGC telah menghindari bentrokan apapun dengan ISIS dan hanya bertempur melawan Pejuang Kemerdekaan Suriah (FSA) dan pejuang lain.
Menurut laporan dari dalam rezim Iran, dengan dicabutnya sanksi nuklir, Khamenei telah memerintahkan aset tambahan untuk ditempatkan di IRGC, Hizbullah dan milisi kriminal dalam perang di Suriah.
Pada 3 Februari, penasihat Khamenei Ali Akbar Velayati menyampaikan pesan dari Khamenei kepada Presiden Rusia Putin di Moskow mengenai situasi perang di Suriah dengan semua sumberdayanya.*/Nashirul Haq AR