Hidayatullah.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Selasa (16/2/2016) mendesak masyarakat internasional agar mengakui kelompok suku Kurdi di Suriah, PYD, sebagai organisasi teroris.
Dalam konferensi pers bersama sejawatnya dari Yaman, Mansur Hadi, di Ankara, Erdogan mengatakan mereka yang mengakui PKK dan Daesh (ISIS/ISIL) sebagai organisasi teroris seharusnya juga memasukkan PYD berikut sayap militernya (YPG) sebagai kelompok teror.
“Baik PYD dan YPG keduanya organisasi rezim Assad,” kata Erdogan. Negara-negara Barat seharusnya “memahami bahwa tidak ada perbedaan antara PYD, PKK, Daesh atau DHKP-C,” imbuh Erdogan seperti dikutip kantor berita pemerintah Turki Anadolu.
PYD dan YPG merupakan afiliasi PKK (kelompok bentukan suku Kurdi di Turki), yang telah mengangkat senjata dan melakukan perlawan terhadap pemerintah Turki sejak 1984. PKK dinyatakan sebagai kelompok terlarang di Turki, serta diakui sebagai kelompok teror oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. DHKP-C adalah kelompok teror beraliran kiri-jauh yang dinyatakan terlarang baik di Turki maupun negara-negara Barat.
Erdogan dalam kesempatan itu pula mengatakan Turki bekerja sama dengan koalisi pimpinan AS memerangi kelompok-kelompok teror di Suriah dan Iraq.
“Namun, sebagian pasukan koalisi mengumumkan bahwa serangan balasan Turki atas target-target PYD di utara Suriah sebagai ‘serangan Turki atas orang-orang Kurdi di Suriah’,” kata Erdogan. “Saya menyeru agar mereka bertindak jujur,” imbuh Presiden Turki itu.
Beberapa hari terakhir pasukan Turki menembaki target-target PYD di utara Suriah, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari perbatasan Turki. Ankara mengatakan serangan itu merupakan serangan balasan atas tembakan yang dilancarkan pasukan PYD yang berada di sekitar Azaz, utara Provinsi Aleppo, Suriah.
Amerika Serikat mendesak Turki untuk menghentikan serangannya atas PYD dan meminta PYD tidak memperluas daerah kekuasaannya dengan memanfaatkan pergerakan pasukan rezim Suriah di daerah itu.*