Hidayatullah.com–Matthew Doyle dihadapkan pada pengadilan atas dakwaan melakukan tindakan mengganggu ketertiban umum setelah bertemu seorang wanita Muslim dan “meminta untuk menjelaskan serangan Brussel”
Pihak Kepolisian Croydon, London Selatan, telah mendakwanya setelah ia mentweet tentang konfrontasinya dengan seorang wanita Muslim setelah meminta dia untuk menjelaskan serangan Brussel.
Matthew Doyle, adalah seorang mitra agensi bakat di London selatan, ditangkap hari Kamis dan didakwa pada Jumat berdasarkan pelanggaran Public Order Act, karena diduga memposting komentar yang berbau rasis.
Kepolisian Metropolis mengatakan Doyle, 46 tahun, “telah didakwa berdasarkan pelanggaran section 19 dari Public Order Act 1986, tentang publikasi dan pemakaian kata tertulis dan perilaku mengandung ancaman, penghinaan serta mengundang kebencian beragama.
“Hal itu kemudian dilanjutkan dengan penyelidikan oleh petugas di unit keamanan masyarakat kepolisian Croydon,” ujatnya dikutip laman middleeasteye, Rabu, 23 March 2016.
Sebelumnya, sehari pasca-bom Brussels, Doyle via akun @MatthewDoyle31, berkicau bahwa dia mem-bully seorang wanita Muslim dan mempertanyakan pertanggungjawabannya atas bom Brussels.
“Saya berkonfrontasi dengan seorang wanita Muslim kemarin di Croydon. Saya minta dia menjelaskan (tragedi bom) Brussels. Dia bilang ‘tak ada hubungannya dengan saya’, jawab si mulut manis,” tulis Doyle di akun Twitter-nya yang kemudian sudah dihapusnya.
“Siapa peduli jika saya menghina seorang kepala handuk (wanita berjilbab). Sial! si kepala handuk di kedai kebab lokal tak bisa bahasa Inggris? Tak punya nomor jaminan sosial dan sedang telefon ke Suriah #help,”.
Tapi caption kicauan Doyle sudah terlanjur meluas, hingga akhirnya aparat Kepolisian Croydon menahan salah satu staf eksekutif Public Relation (PR) di sebuah perusahaan tersebut pada Kamis, 24 Maret 2016 kemarin.
“Jika saya seorang xenophobia (ketidaksukaan dan ketakutan dengan orang dari negara lain) saya tidak akan tinggal di London,” kata dia.
Pria 46 tahun itu akan dihadapkan pengadilan rendah Camberwell Green pada Sabtu ini.
Apapun pembelaannya, kasus ini menunjukkan bahwa rasisme dan Islamofobia sebagaimana disebarkan Doyle masih banyak terjadi di Eropa.*/Nashirul Haq AR