Hidayatullah.com– Menteri Hak-Hak Perempuan Prancis Laurence Rossignol hari pada Rabu memicu kemarahan publik ketika dia membandingkan wanita berhijab dengan “negro yang mendukung perbudakan,” demikian lapor AFP sebagaimana dikutip Albawaba, Kamis, (31/03/2016).
Komentar menteri itu muncul setelah Pierre Berge – yang menjalankan rumah mode Yves Saint Laurent selama 40 tahun – juga mencaci trend fashion Islami yang sedang tumbuh, menuduh para disainer yang ambil bagian dalam itu sebagai “perbudakan pada wanita.”
Berge merujuk secara khusus pada gelombang disainer fasion internasional, termasuk Dolce & Gabbana, yang melayani pasar Muslim dengan mendisain jilbab pesanan, jubah, dan dress panjang yang menutupi seluruh tubuh.
Rossigno kemudian meminta maaf atas penggunaan kata “negro” dalam komentarnya, tetapi tetap memegang teguh pernyataannya. Dan setelah itu dia mengatakan pada AFP bahwa dia telah membuat sebuah “kesalahan bahasa”.
“Para pencipta seharusnya tidak ada hubungannya dengan fashion Islami. Para disainer berada di sana untuk membuat wanita lebih cantik, untuk memberi mereka kebebasan, tidak untuk berkolaborasi dengan kediktatoran yang memaksakan hal yang keji seperti itu dengan membuat wanita terselubungi dan membuat mereka tinggal di kehidupan yang tersembunyi,” kata Berge.
Pasca kejadian, sebuah petisi diluncurkan menyerukan menteri itu untuk mengundurkan diri. Hanya beberapa jam setelah diluncurkan, petisi sudah tekumpul lebih dari 10 ribu tanda tangan. */Nashirul Haq AR