Hidayatullah.com—Serangan udara pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat yang sengaja menarget pemimpin Taliban Mullah Akhtar Mansour di wilayah Pakistan, telah membuat pemerintah Islamabad marah.
Dilansir Euronews Senin (23/5/2016), dalam rilis persnya Islamabad menuding Amerika Serikat melanggar wilayah udaranya dan pemerintah AS tidak memberitahukan PM Nawaz Sharif perihal serangan itu sebelumnya.
Seorang sopir taksi juga diduga ikut terbunuh dalam serangan drone Amerika Serikat itu. Penumpang mobil yang dihancurkan AS, yang diduga Mansour, memiliki paspor dengan nama Wali Muhammad dan dia baru kembali dari Iran. Pakistan mengatakan jasad yang diyakini Amerika sebagai Akhtar Mansour itu belum diidentifikasi.
Sejauh ini hanya Afghanistan yang telah mengkonfirmasi kematian Mansour dalam serangan tersebut.
Baca berita sebelumnya: Intelijen Afghanistan Konfirmasi Kematian Mullah Akhtar Mansour
Amerika Meyakini Mullah Akhtar Mansour Terbunuh, Taliban Membantah
Menteri Luar Negeri AS John Kerry membela serangan yang dilakukan negaranya dengan mengatakan, “Kami telah melakukan pembicaraan panjang dengan Pakistan dan Afghanistan perihal tujuan yang berkaitan dengan Mullah Mansour ini, dan pemimpin kedua negara telah diberitahu tentang serangan udara tersebut. Mullah Mansour, seperti yang saya katakan beberapa waktu lalu, aktif terlibat dalam serangan-serangan di Kabul, di seluruh penjuru Afghanistan, mengancam warga sipil Afghanistan dan pasukan koalisi yang berada di sana.”
Mansour ditunjuk sebagai pemimpin Taliban pada Juli 2015, menyusul kematian pendiri dan tokoh spiritual Taliban Mullah Muhammad Umar.
Di bawah kepemimpinan Akhtar Mansour, Taliban Afghanistan berhasil menguasai sebuah kota penting tahun lalu untuk pertama kalinya dalam kurun 15 tahun.*