Hidayatullah.com–Genjatan senjata selama 72 jam telah disetujui oleh Presiden Yaman Abdurabuh Mansyur Hadi dan milisi Pemberontah Syiah al Houthi (Hautysi) yang akan berlaku pada Rabu, dengan kemungkinan dapat diperpanjang.
“Presiden menyetujui genjatan senjata 72 jam diperpanjang jika pihak lain mematuhinya,” Menteri Luar Negeri Yaman Abdulmalek al-Mekhlafi mengatakan di Twitter seperti yang dikutip oleh laman alarabiya.net.
Kesepakatan genjatan senjata itu akan mengakhiri pengepungan kota Taiz.
“Kami di sini meminta untuk segera dihentikannya pertempuran, yang akan diumumkan pada beberapa jam ke depan,” kata wakil PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed.
Dia mengatakan faksi-faksi yang bertempur telah setuju untuk mengikuti syarat-syarat dan lama kesepakatan genjatan senjata sebelumnya yang dibuat pada April. Dia menyatakan harapan bahwa genjatan senjata ini akan “menjadi yang permanen dan bertahan hingga berakhirnya konflik.”
Sementara itu koresponden Channel Al Arabiya News mendapat laporan dari militer bahwa pemimpin Houthi Abdel Khalek al-Karmouchi telah terbunuh dalam pertempuran dengan tentara nasional Yaman di timur laut Ibu Kota Sanaa.
Sumber-sumber lain mengonfirmasi kematian pemimpin Houthi itu dan kematian juru bicara militer kolonel Ahmed Abdel Rahman al-Khatib selama pertempuran benteng Houthi di timur laut provinsi Saada. Pemimpin senior milisi Houthi Abu Saleh al-Ghamri dan Jaafer Adlan juga dinyatakan terbunuh pada pertempuran Saada.
Sementara itu pada Selasa, pasukan koalisi membunuh sepuluh pasukan milisi Houthi yang mencoba untuk menerobos perbatasan Arab Saudi.*/Nashirul Haq AR