Hidayatullah.com—Islamic Relief (IR) yang dikenal sebagai organisasi kemanusiaan antar bangsa telah banyak berkiprah di berbagai negara. Lembaga kemanusiaan yang didirikan di Inggris tahun 1984 dan diakui oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UNECOSOC) sejak tahun 1993.
Sejak berdiri, Islamic Relief (IR) telah berkiprah di lebih 40 negara dan memiliki kantor permanen di 30 negara dan kantor perwakilan di 100 negara.
Berbagai kiprah IR berbentuk bantuan bencana, bantuan medis, bantuan pembangunan rumah masyarakat miskin, pemberdayaan komunitas dan lain-lain.
“Demikian juga Islamic Relief yang sudah mempunyai kantor resmi ini juga sedang ada program pengeboran air bersih di Lombok, NTB,” kata Zairul Zainal Abidin, Contry Direktur Malaysia Islamic Relief (IRM) pada hidayatullah.com, Ahad (23/10/2016).
Dalam laporan tahunan 2015, IR telah menjalankan 20 program di lokal Malaysia, yang menjangkau 63.758 penerima manfaat.
Selain itu juga menjalankan program di 36 negara dengan penerima manfaat tidak kurang dari 82.577 orang.
Bantuan Barang Bekas
Upaya mengumpulkan bantuan kemanusiaan, lembaga ini menjalin kerjasama dengan berbagai negara dan perusahaan swasta, juga perorangan.
Banyak cara mengumpulkan uang untuk kemanusiaan. Salah satunya dengan cara menghimpun barang bekas. Itulah yang dilakukan IR.
Di indonesia sebenarnya sudah banyak yang melakukan seperti itu. Hanya saja biasanya bersifat temporal. Misalnya saat terjadi bencana. Yang berbeda dari IR, ia punya toko yang setiap hari siap menerima barang barang bekas dan kemudian memajang kembali untuk dijual.
“Orang datang sendiri mengantarkan barannya tanpa kami minta,” kata Nurlaela Ismail manejer program fundrising dikantornya di Bangi Selangor kepada media ini pada Jumat lalu.
Jenis barang nya macam macam. Mulai dari pakaian, tas, perlengkapan bayi, asesoris, guci dan lain lain. Kondisi barangnya masih bagus. Seorang pengunjung membeli sebuah jas seharga 150 ribu rupiah.
“Hitung hitung beli sambil sedekah,” katanya. Jas itupun langsung dipakai untuk sebuah acara.
Menurut Nurlela, omzet tokonya lumayan besar. “Sebulan kami bisa menerima sekitar 60 ribu Ringgit,” katanya.
Jika dirupiahkan sekitar 18 juta rupiah. Dana tersebut akan disalurkan untuk proyek proyek kemanusiaan.
IR memang sebuah LSM yang berpusat di Inggris. Selain di Malaysia, IR punya kantor di berbagai negara. Di antaranya di Amerika, Australia, Swedia, Afrika Selatan dan Belanda.
Nurlela menegaskan, dalam menyalurkan dana IR tak memandang ras, agama dan negara. Proyek IR juga tersebar di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Saat Aceh disapu tsunami, IR juga ikut ambil bagian dengan membantu membangun gedung sekolah.*