Hidayatullah.com—Sambaran petir menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai lebih banyak lagi di kota Jaipur, bagian utara India, hari Ahad (11/7/2021).
Para korban sedang melakukan swafoto di bawah guyuran hujan di sebuah menara pemantau di bangunan peninggalan abad ke-12 Amer Fort, sebuah lokasi wisata.
Sekitar 27 orang berada di menara dan tembok benteng ketika peristiwa itu terjadi, dan sebagian dari mereka dikabarkan melompat ke bawah.
Sambaran petir dikabarkan menewaskan rata-rata 2.000 orang di India sejak tahun 2004.
Seorang perwira kepolisian mengatakan kepada media bahwa menara itu merupakan tempat populer bagi kalangan wisatawan untuk berswafoto.
Kebanyakan korban tewas dalam peristiwa hari Ahad itu merupakan anak muda, lansir BBC.
Menurut laporan media lokal, hari Ahad kemarin saja lebih dari 9 kematian akibat sambaran petir dilaporkan terjadi di Rajastan, wilayah negara bagian di mana Jaipur berada.
Menteri kepala negara bagian itu, Ashok Gehlot, mengumumkan kompensasi 500.000 rupee ($6.700) bagi keluarga korban tewas.
Indian Meteorological Department (IMD) mengatakan kematian akibat sambaran petir berlipat ganda di negara itu sejak tahun 1960-an.
Data IMD menyebutkan insiden petir juga naik 30%-40% sejak awal 1960-an hingga pertengahan 1990-an. Pada 2018, negara bagian di selatan Andhra Pradesh mencatat 36.749 sambaran petir hanya dalam kurun 13 jam.
Musim muson India, yang disertai hujan lebat, biasanya berlangsung dari Juni hingga September. Aparat mengatakan sambaran petir lebih sering terjadi di daerah dengan pepohon yang jarang, sehingga membuat orang rentan untuk disambar.*