Hidayatullah.com–Berbagai sumber Saudi dan Teluk menyebutkan Negara Oman sudah melakukan kontak dengan Kerajaan Saudi akan kesiapannya bergabung kembali dengan Koalisi Militer Islam untuk melawan teroris, tulis Yaman Press.
Yaman Press menukil pernyataan sumber kantor berita Reuters yang mengatakan bahwa sikap ini mencerminkan bahwa Muscat -yang sebelumnya dikenal sekutu terdekat Iran di kawasan Teluk Persia- kembali bergabung dengan koalisi negara-negara yang dibentuk pada Desember tahun lalu oleh Deputi Putra Mahkota Saudi dan Menteri Pertahanan, Pangeran Muhammad Bin Salman, demikian dilansir Yaman Press, Kamis (29/12/2016)
Berbagai sumber juga menambahkan hari Rabu, Deputi Putra Mahkota sudah menerima surat dari Menteri Pertahanan Oman yang berisikan pemberitahuan dari Kesultanan Oman untuk bergabung dengan Koalisi Islam yang dibidani dan didukung penuh oleh Pangeran Muhammad ini.
Sebelumnya, Oman senantiasa mengambil sikap bersebelahan dengan sikap politik Teluk terkait berbagai isu di kawasan.
Hal ini menunjukkan bahwa kembalinya Kesultanan Oman ke Sidang Teluk untuk melawan Iran khususnya, dan kesatuan sikap politik dan kebijakan-kebijakan negara-negara teluk dan negara Muslim dan Arab pada umumnya.
Sumber-sumber juga mengatakan, bahwa pangeran Muhammad diperkirakan akan melakukan kunjungan resmi ke Oman pada minggu-minggu mendatang untuk mempersiapkan kedatangan Penjaga Dua Kota Suci Ummat Islam Raja Salman ke Oman dalam rangka membuka kembali file-file kerjasama di bidang militer, kemananan, dan ekonomi demi melayani kepentingan kedua negara dan negara-negara teluk, Arab dan negara-negara Muslim pada umumnya.
Sebelumnya, Pangeran Muhammad juga menjabat sebagai Mentri Pertahanan dan mengumumkan dibentuknya Koalisi Islam untuk melawan teroris dan berhasil menyatukan lebih dari 40 negara Muslim bergabung dalam koalisi ini kecuali Indonesia dan Iran.
Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan pembentukan koalisi militer Islam yang diikuti 34-negara minus Iran untuk memerangi terorisme, dengan pusat operasi gabungan yang berbasis di Riyadh.*/ Syafruddin Ramly