Hidayatullah.com– Bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat menggelar silaturahim bersama peserta Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) Angkatan 2014.
Acara yang berlangsung di Gedung Menara Dakwah, Lantai 8, Jl Kramat Raya No 45, Jakarta, Kamis (29/12/2016), ini bertajuk Pembinaan, Monitoring, dan Evaluasi.
Juga dihadiri oleh Ketua Umum DDII, Muhammad Siddiq itu, Amlir Syaifa Yasin (Wakil Ketua Umum DDII), dan Ihsan Kamil (Ketua Bidang Pengkaderan DDII).
Di hadapan puluhan kader ulama, Ihsan Kamil mengingatkan, dakwah bukan cuma kewajiban yang harus ditunaikan.
Tapi ia harus menjadi sebuah gerakan bersama yang terukur. Mulai sebagai pelaku dakwah, materi, objek, hingga target yang hendak dicapai.
“Kalau dakwah sebagai kewajiban atau ceramah-ceramah itu sudah ada sejak dulu. Kita tidak boleh puas hanya di situ,” ungkap Ihsan.
Merujuk M Natsir
Merujuk ke pola dakwah M Natsir, lanjut Ihsan, hendaknya para juru dakwah membina umat melalui tiga pilar yang ada. Yaitu masjid, kampus, dan pesantren.
“Tiga basis dakwah itu tidak boleh hilang. Sebab di sanalah kekuatan umat Islam,” ucap Ihsan.
Dalam acara yang sama, Farid Septian, delegasi BAZNAS, kembali menyegarkan beberapa amanah dakwah peserta KSU.
Menurut Farid, selain kewajiban menyelesaikan studi tepat waktu, peserta KSU juga sejak awal harus melatih kepakaran akademik.
“Jadi IPK tinggi itu bagus, tapi kepakaran atau otoritas ilmu itu lebih penting. Tolak ukurnya berupa karya-karya ilmiah,” ucap Ketua bidang Advokasi dan Dakwah BAZNAS ini.
“Harapannya, program ini bisa memberikan multi dampak kepada pembinaan umat. Sebab gelar hanyalah sarana bukan tujuan,” lanjutnya mengingatkan.
Diketahui, program KSU sudah berjalan sejak tahun 2007. Dengan rentang tersebut, ratusan kader ulama berhasil dicetak sebagai dai-dai yang siap terjun ke masyarakat.
“Untuk angkatan 2014, BAZNAS-DDII memberikan beasiswa kepada 46 mahasiswa magister dan 27 untuk program doktoral,” terang Suidat, Kepala Biro KSU DDII.
“Rata-rata di bidang pendidikan Islam, ekonomi Islam, dan ilmu Syariah dan al-Qur’an,” imbuhnya menutup.*