Hidayatullah.com—Membela apa yang mereka katakan sebagai hak wanita untuk memilih, sekitar 3.000 orang melintasi jalan-jalan di ibukota Austria, Wina, guna memprotes rencana pemerintah melarang penutup wajah wanita Muslim di tempat publik.
Kelompok Muslim Youth Austria yang mengorganisir unjuk rasa itu, menyatakan keberatan mereka terhadap rencana pemerintah untuk melarang penggunaan niqab dan burqa.
Rencana pelarangan jenis pelengkap pakaian Muslimah itu merupakan bagian dari paket kebijakan yang diusulkan oleh pemerintahan koalisi Austria, yang bertujuan menangkal kebangkitan kelompok kanan jauh, lapor Euronews hari Ahad (5/2/2017).
Sementara itu menurut laporan Vienna Times unjuk rasa tersebut diikuti oleh sekitar 1.000 orang. Aksi jalan kaki itu dimulai dari titik pusat kota Wina dan berakhir di lapangan di daerah gedung Kementerian Luar Negeri Austria berada.
Para pengunjuk rasa membawa tulisan-tulisan berisi kecaman terhadap rencana larangan cadar tersebut. Protes diselenggarakan oleh beberapa asosiasi Muslim Austria dan kebanyakan peserta aksi adalah kaum Hawa.
Salah satu penyelenggara mengatakan kepada media bahwa perempuan seharusnya tidak dikeluarkan dari kantor karena mengenakan hijab atau penutup wajah. Itu adalah peraturan diskriminatif dan mereka menentang pengecualian Muslim dari masyarakat.
Menurut laporan Vienna Times yang mengutip sebuah dokumen yang dirilis pemerintah pekan lalu, dengan peraturan itu pemerintah ingin menunjukkan netralitasnya. Dokumen itu juga menyebutkan bahwa pegawai pemerintah akan tidak diperbolehkan menggenakan simbol-simbol relijius apapun saat berdinas dan harus melaksanakan tugas secara imparsial.
Rancangan peraturan baru itu harus mendapatkan persetujuan lebih dulu dari parlemen untuk bisa diimplementasikan.
Sekitar 600.000 Muslim saat ini menetap di Austria. Orang berasal dari Turki mencakup bagian terbanyak komunitas Muslim di negara itu.*