Hidayatullah.com–“Saudara, ketika kita berbincang soal urusan ini (Al-Aqsha), maka kita tidak bisa lupa dengan saudari sudari Mujahidah kita. Mereka lindungi Al Quds, sekalipun harus dipukul, dilecehkan, dipenjara, bahkan disiksa,” demikian disampaikan Syeikh Prof. Dr. Ali Al Quradoghi, Sekretaris Jendral Persatuan Ulama Muslimin Dunia.
Pernyataan Syeikh Ali Al Quradhogi disampaikan pada Muktamar bertajuk, “Katakan Tidak Atas Pembagian Waktu dan Tempat Masjid Al Aqsha!” di Doha, Qatar, pada Jum’at (11/09/2015) belum lama ini.
Masih dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa hakekatnya rakyat Palestina itu berjuang atas nama umat Islam seluruhnya.
“Mereka, khususnya saudari saudari kita di sana, melakukan itu semua adalah untuk membela kehormatan umat ini. Bahkan di saat kebanyakan kita malah sibuk dengan urusan masing-masing sehingga melupakan urusan tersebut (Al-Aqsha). Sangat disayangkan!” katanya lagi.
“Izinkan kami memohon pada Allah, agar Dia menggolongkan yang gugur sebagai syuhada, menyembuhkan luka mereka, dan memerdekakan mereka dari penjajahan Yahudi,” tutupnya disambut ucapan amin peserta muktamar.
Syeikh Dr. Ali Al Quradoghi juga mengatakan bahwa masalah pembahasan Masjid Al Aqsha dari cengkraman penjajah Yahudi merupakan masalah utama dari sekian banyak masalah umat yang ada. Bahkan masjid Al Aqsha merupakan barometer kekuatan umat itu sendiri.
“Sejarah menjadi saksi bahwa Palestina, Al Quds merupakan barometer yang menggambarkan kekuatan kita Umat Islam. Ataukah kelemahannya,” katanya.
“Ketika umat dalam performa yang terbaik, maka masjid Al Aqsha berada dalam pangkuan umat ini. Sebaliknya, ketika umat mulai melemah, maka tanda kelemahan yang pertama kali tampak adalah (dengan lepasnya/ terjajahnya) Palestina,” lanjutnya.
Ritme Sejarah
Ia memberikan contoh apa yang terjadi pada awal abad ke lima. Saat itu umat berpecah, melemah, bahkan sebagian mereka yang menamakan diri dengan Daulah Khilafah bersekongkol dengan Tentara Salib untuk melawan Daulah Abbasiyah.
“Alhasil, Tentara Salib dapat menjajah Palestina dan menguasainya selama lebih dari sembilan puluh tahun. Juga negeri-negeri lainnya selama seratus hingga seratus lima puluh tahun,” terangnya.
Lantas umat menjadi kuat kembali di masa Nuruddin Az Zanki dan Sholahuddin Al Ayyubi, ketika mereka menghidupkan ilmu kemudian jihad. Umat menjadi kuat, merdeka lah masjid Al Aqsha.
Namun, kemudian melemah kembali di masa Khilafah Ustmaniah, juga oleh sebab perpecahan dan adu domba. Sehingga keadaannya sebagaimana kita saksikan sekarang. Yahudi menjajah Palestina.*/M Rizqy U