Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menerima pukulan telak setelah aksi kongres (DPR) memblokir rancangan undang-undang kesehatan.
Baru dua bulan berkuasa, Trump terpaksa menarik kembali RUU kesehatan. Kondisi itu menyebabkan janji Pemilu Trump untuk menghapuskan rencana kesehatan oleh mantan Presiden AS, Barack Obama itu tidak kesampaian.
Trump mengatakan RUU kesehatan adalah korban dari pendukung oposisi Demokrat. Kedepannya, setiap undang-undang kesehatan kemungkinan akan membutuhkan dukungan Demokrat.
“Kami benar-benar menguasainya. Cukup banyak di sana, ada dalam genggaman. Tapi saya akan memberitahu Anda apa yang akan datang itu adalah rancangan undang-undang yang lebih baik karena ada hal-hal dalam RUU ini yang saya tidak begitu suka. Jika kedua belah pihak bisa bersama-sama dan melakukan perawatan kesehatan yang nyata, itulah yang terbaik,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/3/2017).
Baca: Syeikh al Qardhawi: Kebijakan Donald Trump, Bentuk Permusuhan dan Rasisme
Dia juga mengatakan terkejut dan kecewa dengan sikap oposisi dari Gedung Freedom Caucus, kelompok konservatif yang mencegah Partai Republik menggunakan mayoritas mereka di DPR untuk meluluskan undang-undang itu.
Ketika ditanya apakah ia merasa dikhianati oleh Freedom Caucus, Trump mengatakan tidak merasa dikhianati.
“Tidak, aku tidak merasa dikhianati. Mereka teman-teman saya. Saya kecewa karena kami bisa meloloskannya. Jadi aku kecewa. Aku sedikit terkejut, harus jujur
Partai Republik menarik RUU Layanan kesehatan yang seharusnya menggantikan skema Asuransi Kesehatan Obamacare, yang diberlakukan oleh mantan Presiden Barack Obama. Anggota-anggota Partai Demokrat suara bulat menolak RUU tersebut.
Baca: Presiden AS Paling Tak Disukai, Hari Kedua Berkantor Donald Trump Diprotes Ratusan Ribu Orang
Pasca RUU Layanan Kesehatan yang diusulkannya gagal mendapatkan dukungan Kongres pada Jumat, Donald Trump mengatakan dia akan beralih ke reformasi perpajakan.
RUU itu akan menggantikan layanan kesehatan Affordable Care Act yang diterapkan oleh pemerintahan Barack Obama, yang ditolak selama bertahun-tahun oleh partai Republik yang mendukung Trump.
Obamacare mewajibkan seluruh rakyat AS untuk memiliki asuransi kesehatan tetapi menawarkan subsidi bagi warga yang berpenghasilan rendah.
“Saya akan mengatakan bahwa kita akan memulai dengan sangat, sangat keras untuk pemotongan pajak yang besar dan reformasi perpajakan. Itu yang akan datang,” kata Trump, dikutip BBC.
Pada Hari Sabtu (25/03/2017) Trump juga mengulang klaimnya bahwa layanan kesehatan yang diterapkan sejak pemerintahan sebelumnya, atau yang dikenal Obamacare, akan ‘meledak’, dengan menulis cuitan “Kita akan bersama dan mengumpulkan rencana besar layanan kesehatan bagi RAKYAT. Jangan khawatir!”
Obamacare telah meningkatkan premi asuransi. Dan juga menerapkan penalti pajak terhadap warga yang tidak memiliki asuransi – banyak diantara mereka berpenghasilan rendah – sampai menengah.
Namun, layanan kesehatan itu juga melarang perusahaan asuransi untuk menolak memberikan perlindungan kesehatan bagi warga dengan riwayat penyakit sebelumnya, dan mengizinkan anak muda untuk tetap masuk dalam layanan itu bersama orangtuanya sampai usia 26 tahun.*