Hidayatullah.com–Wakil Perdana Menteri Malaysia Dr Ahmad Zahid Hamidi ingin golongan melek dan hafidz al-Quran didorong menjadi pemimpin dan tenaga kerja profesional seperti dokter dan insinyur, bukan hanya menjadi imam atau guru agama semata-mata.
Ia mengatakan, saat ini pemeritah Malaysia memiliki 200 dokter medis Islam dari kalangan hafidz dan hafidzah.
“Saya harap setelah ini kita memiliki pengacara, arsitek, insinyur dari kalangan huffadz (para penghafal al-Quran).
“Ini adalah penting bagi Malaysia melahirkan generasi yang mampu mengembangkan negara yang sejahtera, aman dan harmonis, berikutnya pencapaian serta pengampunan dari Allah,” katanya saat berbicara pada acara tahlil dan berbuka puasa di Sekolah Menengah Agama Al Ulum Alsyar”iyyah Bagan Datuk Senin, (12/06/2017) sebagaimana dikutip Kantor Harian Bernama.
Baca: Mendagri Malaysia: Kebangkitan Islam akan Muncul dari Indonesia dan Malaysia
Sebelumnya ia pernah mengatakan, jika banyak lahir para penghafal al-Quran dan mereka menjadi tenaga profesional, suatu hari nanti Malaysia akan dipimpin oleh orang-orang yang lebih baik.
“Kalau 125.000 huffadz sebagai tenaga kerja profesional insya-Allah huffadz menjadi Menteri Kabinet suatu hari nanti, dengan PM (Perdana Menteri) pun orang hafal al-Quran sehingga mereka memimpin kita dengan lebih baik,” katanya.
Ahmad Zahid mengatakan untuk merealisasikan menghasilkan lebih huffadz yang mampu menjadi tenaga kerja profesional negara, pemerintah akan berusaha memastikan Kebijakan Pendidikan Tahfiz Negara (DPTN) dapat dilaksanakan untuk mengkoordinasikan sistem pendidikan itu di negara ini.
Namun ia menegaskan pelaksanaan DPTN di seluruh negara harus mendapat persetujuan para Sultan dan Yang Dipertua Negeri seluruh negara karena agama Islam adalah di bawah yurisdiksi masing-masing.
Baca: Kekuatan Muslim Indonesia-Malaysia bisa Kembalikan Kegemilangan Islam
Ahmad Zahid yang juga Menteri Dalam Negeri menyarankan agar semua pengusaha pusat tahfiz terdaftar dengan Departemen Kemajuan Islam Malaysia untuk menciptakan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang lebih kondusif.
“Saya harap setiap ma’ahad tahfiz yang belum terdaftar harus terdaftar … bukan karena untuk mengenakan hukuman tetapi kita ingin memberikan bantuan.
“(Ini membuktikan) kepedulian pemerintah federal terhadap lembaga pendidikan agama dan pemerintah federal berkomitmen untuk membantu supaya Islam dapat ditingkatkan posisinya,” katanya.
Ahmad Zahid mengatakan penyeragaman terkait dengan aspek kesejahteraan murid termasuk tingkat keamanan, kesehatan, gizi dan bentuk hukuman di pusat tahfidz adalah perlu agar pemantauan dapat dilaksanakan secara menyeluruh.
“Insya-Allah saya akan pastikan Kebijakan Pendidikan Tahfiz Negara dilaksanakan sehingga ada koordinasi (dalam sistem pendidikan tahfiz) saya tak ingin ada pusat tahfiz terbakar tidak ada bantuan, saya tak ingin pusat tahfiz ada kasus bullying,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Ahmad Zahid pernah mengatakan pemerintah Malaysia sedang menargetkan untuk melahirkan 125.000 huffadz (penghafal al-Quran) pada tahun 2050 melalui kebijakan Transformasi Nasional 2050 (TN50).
Pemerintah menargetkan untuk melahirkan 125.000 huffadz nasional 2050 melalui kebijakan Transformasi Nasional 2050 (TN50), kata Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi.
Dia mengatakan target itu adalah penting buat Malaysia untuk melahirkan sebuah generasi yang mampu mengembangkan sebuah negara yang sejahtera, aman, harmonis dan pencapaian serta pengampunan dari Allah.
Sehubungan itu, katanya huffadz yang telah dilahirkan perlu dibentuk menjadi pemimpin dan tenaga kerja profesional Negara.*