Hidayatullah.com—Kelompok pemberontak FARC telah menyerahkan lebih dari 8.000 senjata yang dimilikinya, sebagai bagian dari proses perlucutan yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tuntas hari Selasa (15/8/2017).
“Misi kami telah, sampai hari ini, mengumpulkan 8.112 senjata dalam kontainer-kontainer ini dan telah memusnahkan hampir 1,3 juta peluru,” kata kepala misi PBB untuk Kolombia Jean Arnault dalam sebuah acara menandai pengiriman senjata-senjata yang dilucuti dari kelompok FARC.
PBB melakukan pengiriman terakhir persenjataan hasil demobilisasi kamp di Fonseca, Provinsi La Guajira, satu dari dua puluhan zona di mana para pemberontak FARC tinggal sejak awal tahun lalu, lapor Euronews.
Sekitar 7.000 pemberontak FARC telah didemobilisasi sejak perjanjian perdamaian ditandatangani tahun lalu antara Kelompok Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) dan pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos.
“Kita baru saja menyaksikan hal yang sangat bersejarah,” kata Santos hari Selasa (15/8/2017). Itu merupakan nafas terakhir dari konflik yang berlangsung selama 53 tahun. Ketika kita melihat kontainer terakhir menuruni jalan ini, hal tersebut merupakan tahapan terakhir dari perlucutan senjata,” imbuhnya.
Pemimpin FARC Ivan Marquez, yang juga menghadiri acara tersebut, memandang ke masa depan. “Sekarang dimulai [tahap] verifikasi oleh PBB, dan reinkorporasi FARC ke dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial di negara ini dimulai.”
Kesepakatan damai itu mengakhiri pemberontakan oleh kelompok Marxis terhadap pemerintah selama puluhan tahun. Berdasarkan kesepakatan itu, kelompok FARC diberi 10 kursi di kongres sampai tahun 2026, dan tawaran amnesti kepada sebagian besar tentaranya. Anggota FARC yang melakukan pelanggaran HAM tidak akan diberi sanksi penjara, tetapi diganti dengan kerja bakti seperti membersihkan ranjau yang pernah dipasang oleh para pemberontak.*