Hidayatullah.com–Amerika Serikat secara resmi membuka pangkalan militernya secara permanen di Israel.
Brigadir Jenderal Zvika Haimovitch mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah bendera AS berkibar di pangkalan militer rezim militer Zionis-Israel.
Pangkalan tersebut dikatakan berada di dalam pangkalan udara angkatan udara Mashabim Israel, sebelah barat Dimona dan Yerucham.
“Karena kerja sama yang erat antara kami dan militer Amerika di bidang pertahanan udara, serta pengalaman ekstensif yang dikumpulkan oleh Divisi Pertahanan Udara, diputuskan bahwa basis permanen pertama Angkatan Darat AS akan didirikan di Sekolah Pertahanan Udara,” kata Haimovitch kepada wartawan dikutip Jerusalem Post.
Baca: Karzai Izinkan Pangkalan Militer, Amerika Cuma Manfaatkan Afghanistan
Beberapa lusin tentara Amerika diperkirakan akan ditempatkan di sebuah pangkalan militer di Israel selatan untuk mengendalikan sistem Amerika di sana.
Markas ini akan dilengkapi dengan puluhan tentara AS yang mengoperasikan sistem pertahanan misil. AS sendiri akan menambah personel secara permanen di markas ini. Para tentara AS akan tinggal dan bekerja di areal sekolah Divisi Pertahanan Udara milik Angkatan Udara Israel di Negev, Israel selatan.
Mayor Jenderal John Gronski, Wakil Komandan Garda Nasional Angkatan Darat Amerika di Europe, memimpin delegasi Amerika yang berpartisipasi dalam upacara pada Senin 18 September 2017 tersebut.
Washington juga telah menyalurkan bantuan ke Israel senilai 3,8 miliar dolar AS per tahun sejak perjanjian 2007 dengan mantan Presiden AS George W. Bush.
Dukungan besar Washington terhadap rezim Zionis terus berlanjut meski ada organisasi internasional yang mengecam kekejaman Tel Aviv terhadap orang-orang Palestina.
Pangkalan ini akan melibatkan alokasi sumber daya yang cukup signifikan, dan menjadi bagian dari aset-aset AS di Israel, ujar Haimovich mengacu ke tentara-tentara AS yang telah mengoperasikan sistem radar X-Band yang dikerahkan AS di Negev pada tahun 2009.
Sistem radar canggih tersebut bisa mendeteksi rudal-rudal yang diluncurkan dari jarak ratusan kilometer jauhnya. Pejabat-pejabat AS mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari upaya-upaya AS untuk memperbaiki kemampuan pertahanan Israel dalam menghadapi ancaman yang meningkat dari Iran.
Presiden AS Donald Trump memperbaiki hubungan dengan Israel, yang sempat dilanda ketegangan semasa pemerintahan Presiden Barack Obama. PM Israel Benjamin Netanyahu bahkan memuji Trump sebagai “sahabat yang hebat bagi rakyat Yahudi.”
Berdasarkan kesepakatan 2016, AS akan membiayai pengeluaran militer Israel sekitar $ 38 miliar yang berlaku mulai tahun 2019 untuk 10 tahun ke depan.
Sejak Perang Dunia II, Israel telah menjadi penerima kumulatif terbesar bantuan luar negeri AS.*