Hidayatullah.com—Para pemimpin Uni Eropa harus menunjukkan kepemimpinannya dalam masalah Brexit. Jika Uni Eropa dapat mengatasi masalah-masalah fundamentalnya, maka Inggris bisa bertahan menjadi anggota blok ekonomi terbesar di dunia itu. Demikian kata mantan perdana menteri Inggris Tony Blair.
“Jika Brexit diteruskan, maka Eropa akan musnah sebagai sebuah entitas. Anda akan kehilangan ekonomi yang besar, Anda akan kehilangan pemain politik berbobot. Eropa akan melemah. Namun, Brexit juga harus menjadi kesempatan bagi Eropa untuk mengatasi masalah-masalah fundamentalnya … Kita harus melihat isu-isu ini dan mengatasinya. Jika kita melakukan hal itu, kita akan bisa menemukan jalan keluarnya, yang mana menurut saya, Inggris bisa tetap menjadi anggota, sementara Eropa melakukan reformasi,” kata Blair dalam wawancara dengan Euronews yang dipublikasikan hari Kamis (4/1/2018).
Blair tidak menyebutkan apa saja isu yang dia maksud.
“Kami punya hak untuk memikirkan ulang di Inggris. Dan Eropa seharusnya berpikir dengan hari-hari perihal konsekuensi-konsekuensi dari Brexit terhadap kekuatan Eropa, pengarunya dan bebannya di masa mendatang. Sejujurnya, Brexit sangat buruk bagi Inggris, tetapi juga buruk bagi Eropa,” imbuh Blair.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintahannya, meskipun sama-sama dari Partai Buruh, akan mengambil kebijakan berbeda dengan pemerintahan Partai Buruh saat ini soal Brexit.
Namun, para pengkritiknya menuding Blair ikut bertanggung jawab atas sejumlah masalah yang memicu lahirnya Brexit, seperti peraturan Uni Eropa soal pergerakan bebas warga negara anggota UE. Semasa kepemimpinan Blair, Inggris sudah lebih dulu membiarkan warga negara UE bekerja secara bebas di kerajaan itu, sebelum Inggris resmi bergabung pada 2004. Akibatnya, tidak sedikit warga Inggris yang merasa peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan diserobot oleh orang-orang asing sesama anggota Uni Eropa.*