Hidayatullah.com—CEO Lactalis, perusahaan susu asal Prancis, mengatakan kepada media di Prancis bahwa 12 juta kotak susu bubuknya yang tercemar bakteri salmonela beredar di 83 negara.
Berbicara pertama kali sejak kasus itu mencuat, Emmanuel Besnier mengatakan bahwa masalah kesehatan konsumennya, termasuk para bayi berusia di bawah 6 bulan, menjadi pusat perhatiannya.
Susu formula bayi merk Picot dan Milumel ditarik dari pasar internasional mulai pertengahan Desember 2017, setelah puluhan anak dilaporkan jatuh sakit.
Dilansir RFI Ahad (14/1/2018), sampai saat ini 37 bayi di Prancis dan satu bayi di Spanyol dilaporkan jatuh sakit karena mengkonsumsi susu produksi Lactalis yang tercemar bakteri salmonela. Satu kasus di Yunani belum dikonfirmasi.
Menyusul kasus tersebut, ratusan gugatan hukum telah dilayangkan masyarakat atas Lactalis.
Dilansir mingguan Canard Enchaine, pada bulan September 2017 aparat berwenang menyatakan pabrik Lactalis di Craon, barat daya Prancis, bersih. Para petugas itu tidak mendapati bakteri salmonela. Padahal, hasil tes oleh petugas internal Lactalis bulan Agustus dan November mendeteksi adanya salmonela di pabrik tersebut, akan tetapi mereka tidak melaporkannya ke pihak berwenang.
Besnier, yang dipanggil menghadap Menkeu Prancis Bruno Le Maire hari Jumat lalu, mengatakan akan memberikan kompensasi kepada semua keluarga yang terdampak kasus itu.
Didirikan pada tahun 1933 oleh kakek Besnier, Lactalis berkembang menjadi perusahaan multinasional dengan penjualan tahunan mencapai 17 miliar euro. Selain menghasilkan produk susu formula dan makanan bayi, perusahaan itu di Italia juga membuat ricotta Galbani dan mozarella. Dengan 246 pabrik di 47 negara, produk-produk turunan susu Lactalis, seperti menterga merk President dan keju biru Societe, dikonsumsi banyak keluarga di berbagai belahan dunia.*