Hidayatullah.com–Pemogokan pengemudi truk di Iran, yang memasuki hari kedelapan pada hari Ahad, meluas ke semua provinsi meskipun penangkapan puluhan pengemudi dan ancaman peradilan untuk mengeksekusi beberapa orang dengan tuduhan “mengancam keamanan nasional.”
Sejumlah aktivis mempublikasikan rekaman di media sosial yang menunjukkan ratusan truk yang diparkir di Teheran, Isfahan, Zrin Shahr, dan Masyhad, tulis Arabnews.
Dalam inisiatif solidaritas internasional, pengemudi truk di Belanda juga iku aksi demonstrasi mengemudikan truk mereka.
Baca: Lebih dari 20 Orang Tewas karena Minuman Miras Bajakan di Iran
Pihak berwenang Iran telah menangkap 40 pengemudi truk di berbagai provinsi untuk berpartisipasi dalam pemogokan, yang telah berlangsung selama berhari-hari.
Media Iran melaporkan diantara orang-orang yang ditangkap adalah 15 orang di Kazvin, 13 di Isfahan, 7 di Elburz dan 3 di ibukota, Teheran. Mereka ditahan dengan alasan “truk-truk mereka memblokir jalan” kutip TRTWorld.
Para supir ini melakukan aksi sebagai protes terhadap kurangnya upah, tingginya biaya suku cadang mobil seperti ban, meningkatkan biaya pengiriman dan memburuknya kondisi perekonomian.
Sopir truk dan tanker yang mengangkuti bahan bakar yang melakukan pemogokan karena kondisi lapangan pekerjaan yang buruk menyebabkan antrean panjang di sepanjang jalan di berbagai kota.
Jaksa Agung Iran Mohammad Jaafar Montazeri mengancam akan mengeksekusi pemogokan dengan tuduhan “mengancam keamanan nasional.”
Pemogokan menjadi yang paling penting di antara pemogokan buruh berkelanjutan lainnya di Iran, karena menyumbang pada kondisi ekonomi yang melumpuhkan, sementara harga bahan bakar yang tinggi mulai mengkhawatirkan rezim yang mencoba untuk menekan para pemogok.
Baca: Iran Diguncang Demontrasi Anti Pemerintah dan Anti Mullah
Sementara itu, setidaknya 27 orang tewas dan lebih dari 300 keracunan setelah meminum minuman keras di Iran, layanan darurat negara mengatakan pada hari Ahad, dalam salah satu kasus terburuk di negara itu.
Mojtaba Khaledi, juru bicara layanan darurat negara, mengatakan sekitar 176 orang masih dirawat di rumah sakit di lima provinsi, ILNA melaporkan.
Meskipun larangan alkohol untuk mayoritas Muslim Iran dan seringnya razia polisi, alkohol ilegal tersedia secara luas
Bulan Mei lalu, para sopir truk Iran memulai aksi mogok. Para supir di Provinsi Fars, Hormozgan, Isfahan, Kerman, Khorasan Razavi, Lorestan dan Qazvin, yang mogok memasang poster-poster yang memuat keluhan mengenai kenaikan biaya asuransi, tarif tol, komisi, perbaikan dan suku cadang, sementara upah mereka stagnan.
Media pemerintah Iran menyebutkan pemogokan itu berlanjut dimana para sopir truk tangki BBM menolak mengirim pasokan ke pom-pom bensin di Provinsi Fars dan Isfahan pada pagi hari. Akibat pemogokan menimbulkan antrean panjang di pom bensin di kota-kota Shiraz dan Isfahan, Ibu Kota Provinsi Fars dan Isfahan.*