Hidayatullah.com–Pertemuan tingkat tinggi para cendekiawan Muslim dari seluruh dunia di Istanbul diakhiri dengan sebuah deklarasi yang menekankan pentingnya makna agama terhadap Yerusalem (Baitul Maqdis).
Acara dua hari bertema, “Yerusalem: Sebuah Kota yang Diberkati oleh Wahyu” diselenggarakan oleh Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) dihadiri oleh 70 ilmuwan Muslim dari 20 negara, termasuk Pakistan, Inggris, Indonesia, dan Prancis.
Di akhir konferensi dua hari tersebut, kepala Diyanet Ali Erbas membaca deklarasi final yang berisi 22 poin tersebut dengan keras.
“Dunia Islam harus mengartikulasikan – dengan segala cara – bahwa Yerusalem adalah isu umum bagi semua Muslim, tidak hanya orang Palestina dan Arab, bersamaan dengan kenyataan bahwa ini adalah Ibu Kota Palestina,” kata Erbas.
“Untuk menyampaikan antusiasme kita untuk kepentingan Palestina bagi generasi baru, pengetahuan agama dan sejarah tentang Palestina, Yerusalem dan Masjidil Aqsha harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan,” tambahnya seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (01/02/2018).
Erbas juga menegaskan lembaga penelitian dan organisasi media yang mendukung perjuangan di Baitul Maqdis harus mendapat dukungan.
“Yerusalem, yang telah tinggal di bawah dominasi asing sepanjang sejarahnya, menikmati tahun-tahun yang paling adil dan toleran selama periode pemerintahan Muslim,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Pemimpin Komunitas Muslim Azerbaijan Allahshukur Pashazade, Wakil PM Turki Bekir Bozdag dan Kepala Direktorat Agama Turki Ali Erbas menyampaikan pidatonya.
Dalam sambutannya, Wakil PM Turki Bekir Bozdag berbicara tentang musibah yang terjadi di dunia Islam dan permusuhan terhadap Muslim, dan juga cara untuk memerangi organisasi teroris yang mengandalkan bantuan kekuatan besar.
Baca: OKI Deklarasikan Baitul Maqdis sebagi Ibu Kota Palestina
Pertemuan ini menindaklanjuti keputusan, Presiden AS Donald Trump awal bulan Desember yang mengumumkan untuk mengakui Baitul Maqdis sebagai Ibu Kota Israel, yang memicu kecaman dan protes yang meluas dari seluruh dunia Arab dan Muslim.
Acara ini dihadiri para pemimpin agama, politisi dan ilmuwan dari negara-negara Muslim, termasuk Iraq, Palestina, Pakistan, India, Uzbekistan dan Indonesia.
Yerusalem (Baitul Maqdis) berdiri di jantung konflik Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki Israel sejak 1967 – pada akhirnya dapat kembali menjadi Ibu Kota Negara Palestina.*