Hidayatullah.com—Anggota Pasukan Militer Myanmar yang menembak mati Muslim Rohingya di Rakhine bulan September lalu akan menghadapi tuntutan hukum.
“Tuntutan hukum akan diajukan terhadap tujuh tentara, tiga polisi dan enam warga setelah penyelidikan militer,” kata juru bicara pemerintah Zaw Htay kemarin.
Otoritas Myanmar menyatakan akan melakuakn investigasi terkait pembunuhan etnis Rohingya di Rakhine oleh anggota polisi dan militer negara tersebut.
Sebelumnya, laporan investigasi Reuters berjudul “Bagaimana Tentara Myanmar Membakar, Menjarah dan Membunuh di Sebuah Desa Terpencil“, dua jurnalis Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo menggambarkan serangan warga Buddha dan tentara Myanmar yang menewaskan 10 pria Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Baca: Pertama Kali Militer Myanmar Akui Bunuh Muslim Rohingya
Dikutip kantor berita yang sama, juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay, menyatakan akan ada hukuman bagi para oknum militer terkait pembunuhan warga Rohingya yang ditangkap.
Namun, sang jubir membantah itu terkait dengan laporan investigasi Reuters.
Pembunuhan terhadap 10 orang Rohingya itu terjadi di desa Inn Din pada bulan September tahun lalu dan mayat-mayatnya dikuburkan di kuburan setelah mereka dibunuh oleh umat Buddha dan militer Myanmar.
Bulan lalu, tentara yang ditahan tersebut mengklaim bahwa 10 orang Rohingya tewas adalah sekelompok 200 ‘teroris’ yang telah menyerang pos keamanan.
Baca: Kejahatan Tentara Myanmar: Bayi dan Anak-Anak Rohingya Disembelih
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun, catatan militer itu disebut berbeda dengan laporan investigasi Reuters yang dibuat berdasarkan kesaksian warga dari kelompok Buddha Rakhine dan etnis Muslim Rohingya.
Para saksi dari warga desa kelompok Buddha mengaku tak ada serangan dari sekolompok tersebut pada pasukan keamanan di Inn Din. Sementara itu, para saksi dari etnis Rohingya mengatakan tentara menangkap 10 orang dari ratusan pria, perempuan, dan anak-anak di dekat pantai.
Umat Buddha menyerang beberapa dari mereka dengan pedang sementara tentara menembak mati orang lain, kata saksi mata.
Hampir 690.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine dan melintasi selatan Bangladesh sejak Agustus akibat kekerasan oleh militer dan warga Buddha.*