Hidayatullah.com—Tiga puluh militan dari kelompok Muslim terbunuh dalam bentrokan bersenjata dengan pasukan Prancis dan Mali di dekat perbatasan Mali-Niger, kata pihak militer Prancis.
Jubir militer Prancis Kolonel Patrik Steiger hari Kamis (5/4/2018) mengatakan baku tembak terjadi di daerah Akabar hari Ahad. Dalam bentrokan itu pasukan Mali kehilangan personelnya, sementara di pihak Prancis tidak ada korban.
Pasukan komando Prancis dan militer Mali melakukan oprasi di Akabar sejak 28 Maret, kata Steiger.
“Pada 1 April, mereka berhadap-hadapan dengan ATG (armed terrorist group) yang diperkirakan terdiri dari 60 orang, sekitar 90 kilometer arah selaran dari Menaka dan tiga kilometer dari perbatasan Niger,” kata Steiger seperti dilansir RFI.
Daerah sekitar perbatasan itu dipakai sebagai tempat persembunyian kelompok Muslim bersenjata Islamic State of Greater Sahara (ISGS), imbuh Steiger.
Lebih lanjut dia mengatakan Prancis mengerahkan dua helikopter tempur Gazelle dan dua jet tempur Mirage 2000 guna mendukung pasukan mereka, tetapi armada udara itu tidak melakukan serangan apapun ketika itu.
Prancis turun tangan secara militer di Mali sejak 2013 guna membantu pemerintah Mali mengusir kelompok-kelompok bersenjata yang berkaitan dengan Al-Qaeda di bagian utara.
Misi pertama itu dilanjutkan pada tahun 2014 dengan Operational Barkhane, di mana Prancis mengerahkan 4.000 personel militernya bersama pasukan perdamaian PBB di Mali MINUSMA yang berkekuatan 12.000 personel.
Namun, pemberontakan menyebar ke bagian tengah dan selatan Mali, bahkan melebar ke Burkina Faso dan Niger, sehingga mendorong lima negara di kawasan Sahel, termasuk Chad dan Mauritania berencana membuat pasukan antiteror bersama.*