Hidayatullah.com—Filipina menuntut penjelasan soal keputusan Kuwait yang mengusir duta besarnya di tengah-tengah perselisihan soal perlakuan terhadap para pekerja rumah tangga asal Filipina, lapor BBC Kamis (26/4/2018).
Kedua negara berusaha menyelesaikan persoalan itu sejak bulan Februari, ketika mayat seorang pembantu rumah tangga (PRT) Filipina ditemukan di Kuwait.
Namun, Sabtu pekan lalu (21/4/2018) Kementerian uar Negeri Filipina merilis dua rekaman yang menampakkan staf kedutaan mereka sedang “menyelamatkan” pekerja-pekerja Filipina yang diduga dianiaya majikannya. Dalam satu rekaman tampak seorang wanita berlari dari satu blok apartemen dan ditolong masuk ke dalam sebuah mobil oleh seorang pria.
Kuwait mengecam Filipina karena dianggap “melanggar aturan hukum yang berlaku” dan bersumpah akan menangkap orang-orang yang terlibat dalam penyelundupan PRT ke Kuwait.
Hari Rabu (25/4/2018) Kementerian Luar Negeri Kuwait mengumumkan Dubes Pedro Villa sebagai persona non grata dan memintanya meninggalkan Kuwait dalam waktu sepekan.
Empat orang Filipina yang dipekerjakan keduataan juga ditangkap polisi Kuwait dan tiga surat penangkapan dikeluarkan atas nama tiga personel diplomatik, menurut pihak Filipina.
Pemerintah Manila sudah mengeluarkan permintaan maaf, tetapi pada saat yang sama pihaknya menegaskan bahwa kedutaan hanya menanggapi permintaan bantuan dari warganya yang sedang kesulitan.
Hari Kamis, menanggapi sikap Kuwait, Kemenlu Filipina memanggil Dubes Kuwait Saleh Ahmad Althwaikh guna menyampaikan nota protes, tetapi diberitahu oleh pihak kedutaan bahwa dia dipanggil pulang untuk konsultasi.
Kemenlu Filipina mengatakan bahwa sebelumnya pada hari Selasa Dubes Althwaikh meyakinkan Menlu Alan Peter Cayetano bahwa Dubes Villa boleh tetap tinggal di Kuwait sampai masa tugasnya berakhir, dan bahwa pegawai kedutaan yang ditahan akan segera dibebaskan.
Menurut Kemenlu Filipina, Dubes Kuwait juga menjanjikan beberapa hal, di antaranya:
Memfasilitasi repatriasi lebih dari 800 orang Filipina yang saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan yang dikelola Kedubes Filipina di Kuwait.
Memperlakukan warga Filipina yang ditahan setelah tenggat amnesti bagi pelanggar visa berakhir hari Ahad kemarin.
Memastikan proses hukum kasus-kasus yang tertunda dan akan datang yang diajukan warga Filipina sebagai korban
Sekitar 260.000 orang Filipina bekerja di Kuwait, sebagian besar mencari nafkah sebagai pembantu rumah tangga.*