Hidayatullah.com—Kota Trier di bagian barat Jerman meresmikan patung Karl Marx dalam rangka memperingati 200 tahun kelahirannya. Lebih dari 300 acara digelar dalam peringatan itu, yang juga mengundang protes.
Dilansir Deutsche Welle, sebuah patung perunggu setinggi 4,4 meter berbentuk sosok Karl Marx dibuka penutupnya yang berwarna merah di hadapan ratusan orang yang berkerumun di sekeliling patung filsuf itu, di pusat kota Trier hari Ahad (6/5/2018).
Peresmian patung itu, yang merupakan salah satu dari 300 acara peringatan hari kelahiran Marx, sesekali diselingi oleh teriakan dari kelompok penentang yang berkumpul tidak jauh dari lokasi. Selama berbulan-bulan, patung hadiah dari China tersebut menimbulkan kontroversi di kota di mana Karl Marx menghabiskan 17 tahun pertama masa hidupnya.
“Hadiah dari China itu merupakan pilar dan jembatan bagi kemitraan kita,” kata Malu Dreyer, kepala pemerintahan negara bagian Rhineland-Pfalz kepada kerumunan orang di lokasi patung di Trier.
Marx, salah satu bapak pemikiran sosialis, mengarang buku “Manifesto Komunis” pada tahun 1884 dan kemudian “Das Kapital”, keduanya memiliki pengaruh signifikan terhadap politik dan konflik di abad XX.
Otoritas negara bagian menggelar pameran bertajuk “Karl Marx (1818-83), Hidup – Karya – Pengaruhnya hingga Sekarang,” di mana lebih dari 400 barang dari hampir dua belas negara bagian akan dipajang di dua museum di Trier.
Dua pameran juga digelar di Museum Katedral dan di Rumah Karl Marx, tempat dia dulu dilahirkan.
Sekelompok orang Jerman yang mewakili korban komunisme mengkritik perayaan kelahiran Karl Marx itu dengan mengatakan bahwa mereka kurang banyak berdebat soal dukungan filsuf tersebut terhadap aksi kekerasan dalam pemberantasan kelas sosial.
“Kita mengatakan ya terhadap perdebatan soal Marx, tetapi tidak kepada pemujaan terhadapnya,” kata ketua kelompok itu Dieter Dombrowski dalam sebuah pernyataan.
Andrea Nahles, ketua partai Sosial Demokrat yang baru terpilih, menolak kritik yang mengatakan perayaan kelahiran Karl Marx itu berlebihan. “Jika kita akan merayakannya, maka inilah saatnya. Dan mengingat arti pentingnya Marx di dunia, maka hal itu sangat masuk akal.”*