Hidayatullah.com—Kembar siam di Tanzania, Maria dan Consolata Kwakikuti, telah meninggal dunia di usia 21 tahun karena gangguan pernapasan di sebuah rumah sakit setempat.
Kedua wanita muda itu gandeng tubuhnya dari bagian pusar ke bawah, hanya memiliki satu organ liver dan paru-paru untuk berdua, dengan dua jantung dan dua kepala serta tangan masing-masing sepasang.
Mereka dilarikan ke rumah sakit pada bulan Desember tahun lalu karena gangguan di bagian jantung, tetapi kemudian meninggal hari Sabtu kemarin (2/6/2018).
Kembar siam itu terkenal di Tanzania dan kabar perhal kematian mereka menimbulkan duka di seluruh penjuru negeri, lapor BBC.
Hari Ahad banyak orang menyampaikan belasungkawa kepada keluarga si kembar dan teman-teman lewat media sosial.
Presiden Tanzania John Magufuli lewat Twitter menyampaikan rasa sedihnya, seraya menambahkan bahwa pasangan kembar Maria dan Consolata “bermimpi dapat memberikan sumbangsihnya untuk negara.”
Dalam wawancara dengan BBC tahun lalu, kedua gadis kembar itu mengatakan bahwa setelah mereka menuntaskan pendidikan di universitas, mereka ingin menjadi guru. “Kami akan mengajar dengan menggunakan proyektor dan komputer,” kata mereka.
Tahun lalu, ketika lulus sekolah menengah atas, mereka kebanjiran ucapan selamat dari orang-orang Tanzania.
Orang kemudian mengenal keduanya dengan kesungguhan mereka untuk mendapatkan pendidikan tinggi, meskipun kondisi fisiknya terbatas.
Kembar siam itu dapat menikmati pendidikan layak berkat bantuan dari pemerintah setempat dan donasi para dermawan. Kedua orangtua mereka wafat ketika mereka masih bayi. Lembaga amal Katolik Maria Consolata kemudian mengadopsi keduanya dan memberikan nama seperti lembaganya.
Maria dan Consolata, yang menentang ide operasi pembedahan untuk memisahkan tubuh mereka, kepada BBC pernah mengatakan bahwa mereka berharap dapat menikah dengan satu suami suatu hari kelak.*