Hidayatullah.com–Organisasi advokasi Muslim terbesar di AS mendesak Hilton Worldwide Holdings pada hari Selasa untuk membatalkan rencana untuk membangun sebuah hotel di lokasi masjid yang dibuldoser di wilayah Xinjiang China.
Seruan oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) datang setelah sebuah laporan minggu ini oleh harian Inggris The Telegraph bahwa China sedang membangun pusat komersial baru, termasuk Hotel Hilton kelas atas, di lokasi di mana sebuah masjid awalnya dihancurkan.
Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan Hilton memiliki kesempatan unik untuk mengambil sikap tegas terhadap genosida yang sedang berlangsung di China terhadap Muslim Uighur dan memberi contoh bagi perusahaan terkemuka lainnya.
“Hilton harus berdiri di sisi kanan sejarah dengan mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apa pun di wilayah Uyghur di China sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaannya terhadap jutaan orang yang tidak bersalah,” kata Mitchell dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency.
Sejak 2017, China telah melakukan pelanggaran besar-besaran dan sistematis terhadap Muslim yang tinggal di Xinjiang.
Dugaan diskriminasi China terhadap agama, budaya dan hak asasi manusia untuk lebih dari 1 juta etnis Muslim Uighur di Xinjiang dalam dekade terakhir telah membuat marah komunitas internasional, mendorong sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China.
Para pejabat dituduh menempatkan penduduk Uighur di kamp-kamp konsentrasi yang oleh China didefinisikan sebagai pusat-pusat pendidikan ulang dan pelatihan. Beijing dengan keras menyangkal pelanggaran hak warganya.