Hidayatullah.com–Lebih dari 40 orang mengalami overdosis di sebuah taman dekat Universitas Yale, dan seorang pria telah ditangkap berkaitan dengan kasus tersebut, kata pihak kepolisian.
Aparat berwenang mengatakan kasus-kasus pertama dilaporkan terjadi dekat Universitas Yale di Connecticut, Amerika Serikat, pada Selasa malam (14/08/2018). Sebagian dari orang-orang itu dalam kondisi kritis ketika ditemukan petugas. Mereka diyakini mengkonsumsi K2, narkoba sintetis yang dipasarkan mirip dengan ganja alias mariyuana.
Berkaitan dengan kasus-kasus itu seorang pria ditangkap pada hari Rabu (15/8/2018), lapor NBC News Connecticut seperti dilansir BBC.
Baca: Di Pengadilan AS El Chapo Mengaku Tak Bersalah Menjalankan Kerajaan Narkoba
Dr Kathryn Hawk, seorang dokter di unit gawat darurat Yale New Haven Hospital, mengatakan bahwa narkoba yang dikonsumsi orang-orang itu mengandung fentanyl. Namun, polisi belum mengkonfirmasi hal tersebut.
Selasa malam petugas tanggap darurat dipanggil untuk merespon tiga kasus overdosis di New Haven Green Park, taman dekat Universitas Yale.
Delapan belas orang pingsan pada Rabu pagi dalam kurun 3,5 jam, kata petugas. Sebagian ditemukan dalam kondisi pingsan, sebagian lainnya muntah-muntah atau menunjukkan gejala overdosis lain.
Naxolone, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi overdosis di unit gawat darurat, rupanya tidak efektif mengatasi kasus-kasus tersebut.
Ironisnya, peristiwa overdosis massal ini terjadi beriringan dengan laporan Centers for Disease Control (CDC) tentang angka kematian di Amerika Serikat akibat overdosis narkoba yang dirilis hari Rabu.
Baca: Para Agen Badan Anti-Narkoba Amerika Berpesta Seks Didanai Gembong Narkoba
Menurut laporan itu, narkoba –khususnya fentanyl— sekarang menjadi penyebab kematian terbanyak di AS dibanding HIV, tabrakan kendaraan dan kematian akibat letusan senjata api.
Fentanyl disetujui lembaga berwenang sebagai obat anastesi dan penghilang rasa sakit. Namun, karena penjualannya mendatangkan keuntungan yang banyak, para pengedar narkoba gencar memasarkannya.
Menurut CDC, antara tahun 2015 dan 2016 angka kematian akibat overdosis fentanyl di Amerika Serikat naik dua kali lipat.*