Hidayatullah.com–Khawatir akan prospek perang perdagangan antara AS dan China, warga mengeluh dan berlarih kepada dukun peramal nasib, demikiran tulis Reuters.
Ketika analis ekonomi memantau data perdagangan, sementara analis politik memeriksa isi perjanjian ekonomi selama perang perdagangan AS dan China, ada juga kelompok-kelompok China yang beralih kepada dukun untuk menentukan masa depan bisnis mereka.
Reuters melaporkan bahwa komunitas orang China percaya dengan membawa foto-foto Donald Trump dan tanggal kelahiran Presiden AS itu kepada dukun nasib untuk mencari bimbingan tentang keberuntungan, energi dan semangat.
Sebagaimana diketahui, perang perdagangan antara dua negara adidaya menimbulkan ketidakpastian dalam pertumbuhan ekonomi China.
Oleh karena itu, pertemuan dengan banyak pelaku bisnis dengan dukun diharapkan dapat membantu dalam menentukan arah bisnis, termasuk apakah mereka perlu bermigrasi ke AS untuk menyelamatkan investasi mereka.
Ahli Feng Shui Hong Kong, Victor Ng mengatakan dia sering memprediksi nasib pelanggan melalui waktu dan tanggal lahir. Tapi sekarang, praktik itu telah meluas ke topik memprediksi perdagangan internasional.
“Saat ini perang perdagangan AS-China sedang berlangsung dan saya juga akan memprediksi nasib para pemimpin AS dan China, misalnya, menggunakan tanggal lahir Xi Jinping dan Donald Trump,” katanya.
Seorang dukun Xie Xianglin mengatakan dia menerima lebih banyak kunjungan pelanggan yang ingin ‘membaca’ harapan masa depan dalam bisnis dan perdagangan.
“Sebagian besar adalah pengusaha dan investor. Tujuh orang bertanya kepada saya tentang pola investasi dan migrasi, “kata Xie, yang meminta 500 Yuan untuk menganalisis kekayaan pelanggannya.
Di Fuxing Park, Shanghai, ada debat terbuka tentang siapa yang akan menjadi korban dan siapa yang akan menjadi “pihak buruk” dalam perang dagang antara AS-China. Lokasinya adalah area pertemuan sosial populer untuk warga setempat.
Orang China, termasuk para pemimpinnya, telah lama mempercayain pengundi nasib dan dukun-dukun.
Sementara itu, memasuki putaran perang dagang AS-China, pejabat senior pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Robert Lighthizer mengatakan hari Rabu, 1 Agustus 2018, mengatakan, tarif impor yang diusulkan senilai $ 200 miliar produk dari China akan dinaikkan dari 10 persen menjadi 25 persen, dalam upaya “mendorong” China untuk mengubah kebijakan perdagangannya.
Pemerintahan Donald Trump berkilah langkah itu bertujuan mendorong perubahan kebijakan Cina pada perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi dan subsidi untuk industri teknologi tinggi.
Langkah ini merupakan lanjutan perang dagang antara AS dengan China sejak Presiden Donald Trump mengumumkan awal tahun ini, bahwa AS akan menerapkan sanksi tarif impor pada komoditi baja dan aluminium dan menerapkan tarif tambahan pada barang-barang China lainnya.*