Hidayatullah.com—Sebanyak 17 pria ditahan guna membantu penyelidikan setelah insiden kerusuhan terkait perselisihan relokasi kuil Sri Maha Mariamman di USJ 25, Putra Heights, Subang Jaya, Selasa pagi (26/11/2018).
Kepala Kepolisian Negara Tan Sri Mohamad Fuzi Harun dalam jumpa pers mengatakan polisi telah mengidentifikasi semua individu terlibat termasuk dalang yang menjadi penyebab keributan.
“Polisi juga menyita senjata yang digunakan dalam kejadian itu seperti dua bilah pedang, dua batang kayu dan dua pipa karet. Sebanyak 29 laporan polisi telah diterima sejauh ini atas insiden itu.
“Semua aspek sedang diselidiki secara transparan dan kami akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat,” katanya dikutip Astroawani, seraya menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung.
Berbicara pada konferensi pers di Markas Kepolisian Selangor di Shah Alam, Mohamad Fuzi mengatakan, enam dari 17 yang ditahan mengalami cedera.
Menurut dia, seorang polisi berpangkat kopral dari Kepolisian Subang Jaya terluka ketika mencoba untuk melerai keributan.
Dalam kejadian kira-kira jam 2 pagi Senin, puluhan orang berkumpul dan membuat kerusuhan di kuil sebelum tercetus perkelahian antara dua kelompok sehingga dilaporkan 18 kendaraan dan beberapa sepeda motor dibakar.
Mohamad Fuzi turut menegaskan insiden kekerasan di kuil itu tak ada hubungannya dengan perselisihan etnis, sebaliknya ia menjurus kepada isu relokaksi kuil dari lokasi asal ke lokasi baru yang jaraknya sekitar tiga kilometer.
Oleh karena itu, Mohamad Fuzi meminta semua pihak untuk berhenti berspekulasi atau berkomentar tidak bertanggung jawab, yang dapat membahayakan.
Atas dakwaan polisi yang terlambat ia tiba di tempat kejadian, ia menyangkal masalah itu dan bersikeras para anggotanya tiba 10 menit setelah menerima informasi.
“Ini tidak benar, kami memiliki catatan, kami memiliki buku harian dan serangkaian perkembangan, tolong jangan berspekulasi.
“Mereka tidak tahu situasi nyata karena kita yang mengontrol situasi,” katanya dengan tegas sambil menjelaskan pihaknya menerima panggilan pada jam 2.40 pagi dan mereka tiba di lokasi kejadian jam 2.50 pagi.
“Kepala Polisi Distrik (Subang Jaya) sampai sekitar 30 menit setelah menerima informasi,” tambahnya.
Mengomentari pernyataan pemilik situs kuil, perusahaan pengembang One City Development Sdn Bhd, yang membantah menjadi dalang insiden itu, Mohamad Fuzi mengatakan pihaknya sedang menyelidiki hal itu.
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, “ tambahnya.
Menurutnya, proses relokasi kuil ini bukan yang pertama kali tahun ini, tetapi sudah dilakukan tiga kali.
Namun, upaya terakhir dalam empat minggu terakhir gagal berlanjut karena keributan.
Menurut dia, polisi tidak melakukan intervensi dan hanya bertugas mengontrol keamanan.
Dia juga membantah tuduhan bahwa polisi gagal mengambil tindakan terhadap keributan itu.
Dia mengatakan bahwa jika polisi gagal melakukannya, situasinya mungkin menjadi lebih buruk, termasuk kematian.
“Dalam hal ini, saya mendorong semua pihak yang bertanggung jawab untuk tidak membuat pernyataan yang dapat memperkeruh situasi.
“Politisi harus membantu mengurangi situasi, tidak menghasilkan kekeruhan, itu tidak akan membantu,” katanya.*