Hidayatullah.com—Paris memang menjadi salah satu ibukota di dunia yang paling ingin dikunjungi banyak orang, tetapi menetap di kota pusat mode itu bagi sebagian orang semakin tidak menyenangkan. Sekitar 12.000 orang setiap tahun pergi dari Paris dan memilih tempat tinggal baru di daerah pinggiran yang lebih murah atau pindah ke provinsi lain. Tren itu terus berlanjut.
Dilansir Radio France Internationale Sabtu (5/1/2018), hasil kajian INSEE (Institut Nasional Studi Statistik dan Ekonomi), jumlah orang yang bermukim di Paris dari tahun ke tahun terus berkurang.
Antara 2011 dan 2016, sebanyak 59.648 orang penduduk Paris meninggalkan ibukota Prancis itu. Jumlah tersebut setara dengan jumlah pemukim di daerah Arondisemen Kelima, sebuah distrik dari 20 distrik yang ada di Paris.
Masih ada 2.190.327 orang yang mendiami Paris dan wilayah ibukota itu amsih terasa penuh sesak. Tren ini diperkirakan akan berlanjut setidaknya sampai 2025, ketika generasi milenial mencapai usia kedewasaan dan mulai berpikir untuk mapan.
Ada beberapa faktor pendorong fenomena eksodus kecil-kecilan ini.
Pertama, berkaitan dengan angka kelahiran, yang mana jumlah kelahiran di Paris menurun dari 31.940 di awal tahun 2000-an menjadi 28.384 di tahun 2016. Hal ini antara lain disebabkan warga Paris mulai memiliki anak di usia yang lebih tua (sekitar 33 tahun) dan memiliki anak lebih sedikit dibanding penduduk pedesaan.
Kemudian ada masalah finansial. Harga rumah sangat mahal di Paris. Bangunan-bangunan tempat tinggal baru sulit diadakan karena keterbatasan lahan dan wilayah kota tidak dapat diperluas. Saat ini jumlah orang yang ingin membeli rumah jauh lebih banyak dibanding orang yang ingin menjual, sehingga mengerek harga properti ke langit. Pada tahun 2006, harga sebuah apartemen 3 ruang per meter perseginya 5.650 euro (sekitar 91 juta rupiah). Pada tahun 2018, harga itu melonjak menjadi 9.500 euro (sekitar 153 juta rupiah).
Harga sewa rumah juga naik, didorong oleh permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Oleh karena itu, ketika jumlah anggota keluarga bertambah, sementara harga atau biaya sewa rumah susun saja melangit, maka orang tidak sedikit yang memilih pindah ke kota lain demi mendapatkan tempat tinggal yang lebih murah.
Pariwisata ikut mendongkrak harga properti di Paris. Sejak 2015 ada 65.000 apartemen yang diiklankan untuk disewakan di Airbnb, situs online penyedia informasi pemondookan murah bagi turis. Hal ini berakbat semakin sedikitnya rumah yang bisa disewa oleh warga Paris, sehingga menimbulkan masalah di bidang perumahan.*