Hidayatullah.com—Uni Afrika mengatakan pihaknya menangguhkan keanggotaan Sudan sampai ada peralihan kekuasaan ke tangan sipil.
Blok kerja sama negara-negara Afrika itu sebelumnya mendesak Sudan mengalihkan kekuasaan secara lancar, tetapi kemudian menuding proses itu ditunda-tunda setelah militer justru bertindak keras terhadap para demonstran.
Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika mengatakan bahwa pengalihan kekuasaan ke tangan sipil merupakan satu-satunya jalan bagi Sudan untuk keluar dari krisis, lansir DW Kamis (6/6/2019).
Pasukan keamanan membunuh sejumlah pengunjuk rasa hari Senin (3/6/2019), yang merupakan hari paling mematikan di negara itu sejak Omar Al-Bashir dilengserkan militer dari kursi kepresidenan pada bulan April.
Hari Rabu, oposisi memperkirakan jumlah kematian demonstran naik menjadi 108. Pertumpahan darah di Sudan tersebut dikecam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa serta negara-negara Barat.
Sementara itu Ethiopia, negara di mana markas besar Uni Afrika berada, diketahui berencana untuk menggelar perundingan guna menjembatani pihak-pihak yang bertikai. PM Ethiopia Abiy Ahmed direncanakan akan bertemu dengan pemimpin Dewan Transisi Militer dan pihak oposisi Sudan pada hari Jumat ini.*