Hidayatullah.com—India telah menangkap ribuan orang di Kashmir, karena kekhawatiran pecahnya kerusuhan setelah pemerintah nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) mencabut status otonomi khusus wilayah Kashmir yang disengketakan, kata sumber-sumber pemerintah kepada AFP.
“Sebagian besar dari mereka dibawa keluar dari Kashmir karena penjara penuh,” katanya seorang hakim yang identitasnya disembunyikan mengatakan kepada AFP.
Setidaknya 4.000 orang ditahan dibawa hukum kontroversial, Undang-Undang Keamanan Publik (PSA), yang memungkinkan pihak berwenang menangkap dan memenjarakan seseorang selama dua tahun tanpa tuduhan dan pengadilan.
Baca: Kashmir ‘Diserang’
Aparat berulang kali menolak memberikan penjelasan berapa banyak orang yang telah ditahan, selain membenarkan lebih dari 100 politisi lokal, aktivis dan akademisi ditahan dalam beberapa hari pertama setelah negara itu mencabut Pasal 370 dan mencaplok wilayah Himalaya yang subur dan disengketakan India dan Pakistan itu.
Mereka mengatakan “beberapa penahanan preventif” dibuat untuk menghindari “pelanggaran perdamaian” di wilayah yang diklaim memerangi ‘pemberontakan bersenjata’ melawan pemerintah India selama tiga dekade.
Sejumlah pejabat pemerintah di Srinagar, termasuk polisi dan personel keamanan, yang mengkonfirmasi adanya penangkapan besar-besaran itu, kutip AFP.
Pejabat polisi yang meminta identitasnya disembunyikan mengatakan kepada AFP “sekitar 6.000 orang secara medis diperiksa di beberapa tempat di Srinagar setelah mereka ditahan”.
“Mereka pertama kali dikirim ke penjara pusat di Srinagar dan kemudian diterbangkan dengan pesawat militer,” tambahnya.
Pejabat keamanan lainnya mengatakan “ribuan orang dipenjara” tetapi angka itu tidak termasuk warga lain yang ikut ditahanan di kantor polisi yang belum dicatat.
Protes berkala telah mengguncang Srinagar dan kota-kota lain di Kashmir sejak keputusan 5 Agustus.
Meskipun media internasional tidak dapat menentukan ukuran protes saat ini, ribuan penangkapan di Srinagar menunjukkan bahwa perkumpulan tersebut tidak mungkin tidak signifikan.
Baca: Jam Malam di Kashmir Diperlonggar, Belum Jelas Nasib Muslim
Pihak berwenang secara bertahap melonggarkan gerakan besar-besaran dan pemblokiran semua akses komunikasi selama dua minggu lalu.
Pihak berwenang sebelumnya telah membantah atau mengecilkan laporan tentang kekerasan dan menekankan bahwa sebagian besar Lembah Kashmir telah damai.
Juru bicara pemerintah negara bagian Kansal mengatakan kepada wartawan Sabtu malam bahwa delapan orang terluka dalam bentrokan itu tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Sekolah-sekolah di beberapa daerah akan dibuka kembali pada hari Senin, kata para pejabat dikuti The Hindu.*