Hidayatullah.com–China berencana untuk berinvestasi senilai $280 miliar di sektor minyak, gas dan petrokimia Iran yang terkena dampak sanksi AS, menurut majalan Petroleum Economist.
Majalah yang meliput urusan energi itu mengutip sumber senior yang terkait dengan Kementrian Perminyakan Iran, yang mengatakan bahwa investasi besar ini merupakan poin penting dalam kesepakatan baru antara kedua negara. Ini dikonfirmasi selama kunjungan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif ke China pada akhir Agustus, untuk menyajikan rencana untuk kesepakatan kemitraan komprehensif strategis, yang berakhir pada 2016.
Menurut majalah itu, Beijing juga berjanji untuk menginvestasikan 120 miliar Dolar AS pada sektor minyak dan infrastruktur industri Iran.
Jumlah yang sangat besar ini akan dicairkan selama lima tahun pertama sejak perjanjian tersebut diimplementasikan, dengan kemungkinan investasi tambahan dalam periode yang sama berikutnya, jika kedua belah pihak sepakat.
Baca: Arab Saudi untuk Ikut Investasi Besar Dalam Proyek CPEC di Pakistan
Sebagai imbalannya, Iran akan memberikan perusahaan China hak prioritas untuk berpartisipasi dalam tender untuk setiap proyek baru, beku atau tidak lengkap untuk mengembangkan ladang minyak dan gas, serta semua proyek petrokimia, termasuk penyediaan teknologi dan staf untuk melaksanakan proyek-proyek ini.
Ini terdiri dari penempatan hingga 5.000 petugas keamanan China di wilayah Iran untuk mengamankan proyek-proyek China, serta keterlibatan staf dan sumber daya lainnya dalam mengamankan ekspor minyak, gas atau petrokimia dari Iran ke China, termasuk yang melintasi Teluk, sumbernya dijelaskan.
Perjanjian tersebut juga memungkinkan China untuk membeli produk minyak, gas dan petrokimia dengan harga murah, dengan hak untuk menunda pembayaran harga-harga ini selama dua tahun dalam mata uang nasional China (Yuan) atau “mata uang mudah” lainnya yang dengannya Beijing mendapat untung, melalui proyek-proyeknya di Afrika dan bekas republik Soviet, tanpa menggunakan transaksi dalam USD.
Menurut sumber itu, perjanjian ini memberi China diskon total sekitar 32 persen untuk semua produk minyak, gas, dan petrokimia dari Iran.
Baca: Boikot Umat Islam terhadap China Dapat Akhiri Kamp Kosentrasi Muslim Uighur
Rencana ini juga muncul selama inisiatif “One Belt, One Road (OBOR)”, di mana Beijing bermaksud untuk mengeruk keuntungan dari tenaga kerja berbiaya rendah yang tersedia di Iran, untuk mendirikan pabrik yang akan diawasi oleh perusahan-perusahan terkemuka China.
Sebagai imbalannya, perjanjian baru ini memungkinkan Teheran untuk memperkuat kemitraannya dengan Beijing, anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan meningkatkan tingkat produksi di tiga ladang minyak dan gas terbesarnya, di samping persetujuan China untuk meningkatkan volume impor minyak dari Iran.
Sumber tersebut menekankan bahwa poin utama dari perjanjian baru ini tidak akan diumumkan secara publik, meskipun mereka mewakili perubahan signifikan dalam keseimbangan kekuatan di sektor minyak dan gas dunia.*/Nashirul Haq AR