Hidayatullah.com—Tokoh Syiah Iraq berpengaruh, Muqtada al-Sadr, berencana mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Ahad, guna memperkuat hubungannya dengan negara-negara Sunni di Timur Tengah, kutip middleeastmonitor.com.
Ini akan menjadi kunjungan kedua dalam beberapa bulan terakhir bagi Muqtada al-Sadr, yang memiliki banyak pengikut di wilayah miskin perkotaan Iraq. Sebelum ini dia mengunjungi Arab Saudi pada akhir Juli lalu.
Pemerintah Emirat akan mengirim sebuah pesawat khusus untuk menerbangkan Muqtada al-Sadr ke UEA dan mengantarkannya pulang ke Iraq, deminikan menurut pernyataan di situs ulama Syiah itu.
Ulama tersebut merupakan satu dari sedikit pemimpin Syiah Iraq yang menjaga jarak dari Syiah Iran, rival regional Arab Saudi dan pendukung utama Presiden Bashar al-Assad. Pada April, Sadr meminta Assad untuk “mengambil keputusan heroik bersejarah” dan turun, untuk menyelamatkan negaranya dari lebih banyak pertumpahan darah.
Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Terima Tokoh Syiah Iraq Moqtada Al-Sadr
Pihak Sadr mengatakan pertemuannya pada akhir Juli dengan putra mahkiota Saudi, Mohammed bin Salman, menghasilkan sebuah kesepakatan untuk mempelajari kemungkinan investasi di wilayah-wilayah Syiah di selatan Iraq. Saudi akan juga mempertimbangkan kemungkinan membuka kedutaan besar di kota suci Syiah Najaf, Iraq, katanya.
Sadr juga mengumumkan keputusan Saudi menyumbangkan 10 juta dollar untuk membantu rakyat Iran yang terlantar akibat perang dengan ISIS di Iraq, akan dibayarkan pada pemerintah Iraq.
Baca: Tokoh Syiah Muqtada Al-Sadr dan Pendukungnnya Protes Korupsi Pemerintah Iraq
Baghdad dan Riyadh telah mengumumkan pada Juni mereka akan mendirikan sebuah dewan koordinasi untuk meningkatkan hubungan, sebagai bagian dari upaya menyembuhkan hubungan bermasalah antar negara Arab itu.
Arab Saudi membuka kembali kedutaan besarnya di Baghdad pada 2015 setelah jeda selama 25 tahun, dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir melakukan kunjungan langkanya ke Baghdad pada Februari tahun ini.
Sebelum ini, Uni Emirat Arab (UEA) bersama di belakang Arab Saudi ikut memboikot Qatar dengan alasan Negara Teluk itu berhubungan dengan Syiah Iran.*