Hidayatullah.com–Kepolisian telah menangkap setidaknya 22 orang di demonstrasi pro-kemerdekaan di Kashmir yang dikelola Pakistan setelah bentrokan pecah antara pihak berwenang dan para pendemo, menurut kepolisian dan aktivis.
Bentrokan itu terjadi pada Sabtu di dekat desa Tatrinote, sekitar 80km selatan ibukota Kashmir yang dikelola Pakistan, Muzaffarabad, dan dekat dengan Line of Control atau Perbatasan yang memisahkan Kashmir yang dikelola India dan Pakistan.
Pada Senin, demonstrasi duduk itu dilanjutkan di tempat terjadinya bentrokan, kepolisian mengatakan. Sinyal telepon genggam di wilayah itu diacak, memperumit laporan situasi awak media.
Kepala polisi distrik Tahir Mahmood Qureshi mengatakan pada Al Jazeera bahwa polisi menembaki para demonstran dengan gas air mata pada Sabtu ketika mereka berupaya mendekat ke Line of Control karena mereka meninggalkan ruang demonstrasi yang ditentukan.
“Kami memberi mereka rute aman, namun mereka ingin pergi ke daerah terbuka di mana tentara India bisa menembaki mereka,” Qureshi mengatakan.
Baca: Kashmir ‘Diserang’
India dan Pakistan seringkali melanggar perjanjian genjatan senjata di Line of Control, dengan kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain atas terbunuhnya para penduduk sipil dan pasukan keamanan di sisi yang berlawanan dari perbatasan de facto itu.
“Tembakan mortar India telah mengenai orang-orang di wilayah kami,” kata Qureshi. “Kami tidak ingin orang yang tidak bersalah terbunuh karena mereka [para demonstran
Para demonstran berasal dari sebuah faksi Front Pembebasan Jammu dan Kashmir (JKLF), sebuah partai politik Kashmir yang mengadvokasi kemerdekaan untuk kedua negara untuk wilayah itu.
“Permintaan utama kami adalah bahwa komunitas internasional harus mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah Kashmir dan mengambil langkah untuk mengirim kembali pasukan kedua negara [dari Kashmir],” Toqeer Gilani, seorang pemimpin senior JKLF di Kashmir yang dikelola Pakistan, mengatakan kepada Al Jazeera.
Gilani, yang berada di tempat demonstrasi, mengatakan lebih dari 40 anggota JKLF telah ditahan semalam, dan bahwa mereka mendapat tekanan untuk mengakhiri demonstrasi mereka.
Baca: 400 Politisi Ditahan India, Kashmir Jadi ‘Penjara Raksasa’
Qureshi menyangkal para demonstran ditahan karena pandangan politik mereka, mengatakan tindakan itu (penahanan) dilakukan karena mereka telah bertindak sesuai hukum.
“Mereka tidak ditahan karena sikap politik mereka terkait kemerdekaan Kashmir atau apapun semacam itu,” katanya, “Mereka adalah penjahat.”
Qureshi mengatakan satu petugas kepolisi terluka parah dalam bentrokan itu, dan masih dirawat di rumah sakit, dan beberapa lainnya telah terluka oleh para demonstran yang melemparkan batu-batu besar ke lereng gunung di mana polisi berada.
Wilayah sengketa
India dan Pakistan yang memiliki senjata nuklir telah bertempur dalam dua dari tiga perang atas wilayah sengketa itu, yang keduanya mengklaim secara penuh tetapi mengelola bagian-bagian terpisah.
Pada 5 Agustus, India mencabut status khusus yang dikelola India, termasuk hak untuk konstitusinya sendiri dan otonomi untuk membuat undang-undang tentang semua masalah kecuali pertahanan, komunikasi dan hubungan luar negeri.*/Nashirul Haq AR