Hidayatullah.com-Organisasi Kerjasama Islam (OKI) hari Rabu mengumumkan akan mengadakan pertemuan darurat di tingkat menteri luar negeri untuk meninjau kembali pernyataan perdana menteri Israel baru-baru ini, kutip Anadolu Agency.
Sekjen OKI, Yousef bin Al-Othaimeen, mengutuk keras niat Netanyahu untuk memaksakan kedaulatan Israel atas wilayah Palestina jika dia kembali terpilih pada pemilu pekan depan.
Pemimpin OKI itu juga menekankan bahwa pengumuman berbahaya ini adalah bentuk agresi terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Dia mengatakan pertemuan itu akan membahas kemungkinan langkah-langkah politik dan hukum yang dapat diambil untuk menghadapi agresi baru Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu hari Selasa mengatakan akan mencaplok Lembah Yordania dan permukiman lainnya di Tepi Barat jika dia memenangkan pemilihan umum 17 September.
OKI mengutuk niat PM Zionis itu “untuk memaksakan kedaulatan Israel di semua wilayah Lembah Jordan, Laut Mati Utara, dan permukiman di Tepi Barat, jika dia terpilih kembali.”
”OKI menganggap deklarasi serius ini sebagai agresi baru pada hak-hak rakyat Palestina dan pelanggaran terang-terangan terhadap piagam PBB, prinsip-prinsip hukum internasional dan Resolusi PBB yang relevan termasuk resolusi Dewan Keamanan. 242 dan 338,” demikian pernyataan OKI yang dirilis di laman resminya, oic.oic.org, hari Rabu (11/9).
Al-Othaimeen menegaskan pendirian OKI dan negara-negara anggotanya, khususnya Kerajaan Arab Saudi, negara pusat OKI dan Ketua Konferensi Tingkat Tinggi Islam yang keempat belas, yang mendukung pencapaian hak sah rakyat Palestina, menurut resolusi legitimasi internasional dan prakarsa perdamaian Arab, yang mendukung pembentukan Negara Palestina merdeka dengan perbatasan 4 Juni 1967, di mana Baitul Maqdis/Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.*