Hidayatullah.com– Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mendukung keputusan untuk membatasi dan meningkatkan harga bensin setidaknya 50 persen, sebuah langkah yang memicu protes di seluruh negeri.
Pada hari Ahad, Khamenei juga menyalahkan musuh-musuh Republik Islam dan musuh asing atas “sabotase”, lapor televisi pemerintah.
Dia menyebut mereka yang membakar properti publik selama protes sebagai “bandit” yang didukung oleh musuh-musuh Iran, tanpa menjelaskan siapa musuh itu.
“Beberapa orang khawatir dengan keputusan ini … namun sabotase dan pembakaran dilakukan oleh para hooligan bukan rakyat kita. Kontra-revolusi dan musuh-musuh Iran telah selalu mendukung sabotase dan pelanggaran keamanan ini dan terus melakukan itu,” katanya, menurut saluran televisi milik negara.
Khamenei mengatakan kenaikan harga bensin didasarkan pada pendapat ahli dan harus didukung.
“Saya bukan ahli dan ada pendapat yang berbeda tetapi saya telah mengatakan bahwa jika tiga kepala cabang membuat keputusan, saya akan mendukungnya,” katanya seperti dikutip.
Kenaikan harga, bagian dari upaya untuk mengimbangi dampak sanksi AS yang melumpuhkan, disetujui oleh Dewan Tinggi Koordinasi Ekonomi, yang terdiri dari presiden, kepala kehakiman dan ketua parlemen.
Demonstrasi
Keputusan, diperkenalkan pada hari Jumat, diikuti oleh demonstrasi semalam yang tumpah ke hari Sabtu, ketika pengunjuk rasa memblokir jalan di kota-kota dan sesekali bentrok dengan polisi.
Jumlah korban terbunuh, luka-luka dan ditangkap belum dipastikan, sementara video-video demonstrasi menunjukkan orang-orang yang terluka parah.
Otoritas Iran pada Ahad menambah jumlah korban tewas resmi dalam kekerasan dalam demonstrasi menjadi dua. Kantor berita pemerintah IRNA, melaporkan sekelompok orang menyerang sebuah kantor polisi di Kermanshah pada Sabtu yang membunuh satu petugas kepolisian di sana.
Sebelumnya, satu orang tewas di pusat kota Sirjan pada tengah malam Jumat.
Televisi pemerintah mengatakan polisi bentrok dengan apa yang disebutnya para perusuh di beberapa kota dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan kepada televisi pemerintah pada Sabtu bahwa pasukan keamanan “sejauh ini telah menahan diri” namun akan bertindak untuk memulihkan ketenangan jika para pendemo “merusak fasilitas umum”.
Pernyataan Khamenei datang ketika pihak berwenang memutus jaringan internet di Iran dalam upaya untuk meredam protes di sekitar puluhan kota.
Netblocks, sebuah LSM yang memantau sensor internet, mengatakan dalam sebuah posting Twitter pada Sabtu malam bahwa Iran sekarang “di tengah-tengah pemutusan hampir seluruh jaringan internet nasional”.
Video yang beredar di media sosial pada hari Ahad menunjukkan demonstran meninggalkan mobil mereka di sepanjang jalan raya utama dan bergabung dengan protes massa di Teheran dan di tempat lain.
Ketakutan ekonomi
Menurut keputusan pada Jumat, kendaraan untuk penggunaan pribadi dibatasi 60 liter (16gal) bahan bakar setiap bulan, sementara harga bensin akan melonjak 50 persen menjadi 15.000 real Iran ($ 0,13) per liter. Setiap pembelian bahan bakar yang melebihi jatah yang dialokasikan akan dikenakan biaya tambahan 30.000 real ($ 0,26) per liter.
Langkah itu memicu kekhawatiran rumah tangga menghadapi tekanan ekonomi lebih lanjut di negara yang ekonominya diperkirakan menyusut 9,5 persen tahun ini.
Warga Iran, terutama mereka yang menerima upah rendah dan menengah telah terpukul besar karena krisis mata uang dan gelombang inflasi yang terbentuk karena sanksi yang diberlakukan setelah Presiden AS Donald Trump tahun lalu secara sepihak menarik Washington dari sebuah kesepakatan nuklir penting ditandatangani antara negara-negara besar dan Iran pada 2015.
Demonstrasi, meskipun tidak seluas protes ekonomi yang mengguncang negara itu hampir dua tahun lalu, memberikan tekanan baru pada pemerintah Presiden Iran Hassan Rouhani sebelum pemilihan parlemen pada bulan Februari.*/Nashirul Haq AR